TEMPO.CO, Banda Aceh - Sepuluh koperasi kakao di Aceh mendapat kucuran modal dari Program Aceh Economic Development Financing Facility (AEDFF) dengan total nilai Rp 3 miliar. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh, Iskandar, menyatakan, peluncuran modal tersebut adalah bagian dari Program Kakao Aceh yang sedang digarap oleh ActionAid Australia (AAA) -Yayasan Keumang.
Program itu bagian dari AEDFF yang didanai penuh oleh Multi Donor Fund (MDF) dengan pengawasan Bank Dunia dan pemerintah. Modal yang diberikan kepada koperasi juga melibatkan pihak Bank Syariah Mandiri selaku penyimpan dana dan pembinaan manajemen koperasi.
Kegiatan Program Kakao Aceh yang dilakukan oleh ActionAid Australia - Yayasan Keumang diharapkan dapat diselesaikan dalam rentang waktu yang tersedia. “Sampai Agustus 2012,” ujarnya.
Potensi kakao Aceh yang terus meningkat dari waktu ke waktu terlihat di tahun 2010 misalnya, produksi kakao di daerah itu sudah mencapai sekitar 87 ribu ton. Tingginya produksi ini diharapkan dapat dinikmati oleh petani produsen, bukan hanya oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar.
Sementara itu Project Director ActionAid Australia, Robert Laude mengatakan penandatanganan kerja sama pengucuran modal kerja merupakan langkah maju yang telah dicapai oleh program. Mekanisme pembiayaan melalui Bank Syariah Mandiri telah menciptakan manajemen yang baik sehingga memudahkan koperasi. “Harapannya koperasi bukan hanya menerima dana, tapi juga mampu mengembangkan usaha-usahanya,” katanya.
Yusri Yusuf, Direktur Yayasan Keumang mengatakan pihaknya akan selalu membina secara berkelanjutan agar koperasi berkembang terus, walaupun program telah berakhir nantinya.
Selain mengucurkan modal, program juga memberikan pelatihan dan pembinaan kepada 5.200 petani kakao di Pidie, Aceh Utara dan Aceh Timur. Program diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengentaskan kemiskinan.
ADI WARSIDI