TEMPO.CO, Ngawi - Korban pembunuhan berantai di Nganjuk, Sudarno, 42 tahun, dikenal menggemari bunga hias. “Dia kadang-kadang jual-beli bunga hias, kalau ada yang bagus, dia beli dan dijual lagi,” kata salah satu tetangga Sudarno, Aris Sudiono, Kamis, 16 Februari 2012.
Sudarno merupakan korban pembunuhan dengan tersangka Mujianto, 24 tahun. Sudarno dikenal berpenampilan rapi, bersih, dan rajin. “Setiap pagi, dia yang menyapu ruangan dan halaman rumahnya,” tutur tetangga lain Sudarno.
Sudarno juga aktif di Sinoman--istilah lain perkumpulan karang taruna--desa setempat. Bahkan ia didapuk menjadi bendahara. Masyarakat setempat tak menyangka Sudarno diduga penyuka sesama jenis.
Sudarno dan istrinya, Warsini, dikaruniai seorang putra yang kini berusia sembilan tahun dan duduk di kelas 3 SD. “Kami semua heran dan tidak menyangka karena orangnya ramah, baik, dan sehari-hari tidak pernah bilang kata-kata yang jorok,” kata Aris.
Sudarno dan Warsini tinggal di rumah keluarga Warsini di Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Ngawi. Sedangkan Sudarno berasal dari desa lain, yakni Desa Kedungprahu, Kecamatan Padas, Ngawi. Warsini masih syok dan enggan diwawancarai. Setiap pagi Sudarno sering menilik sawah keluarganya di Desa Kedungprahu. Menjelang petang, ia baru pulang ke rumah di Desa Sukowiyono.
Sudarno tak kembali ke rumah sejak pamit ke sawah pada 4 Februari 2012 lalu. Ternyata ia ditemukan meninggal dunia di Nganjuk. Korban semula diduga sebagai korban pembiusan. Setelah diperiksa di Rumah Sakit Bhayangkara, Nganjuk, korban dipastikan keracunan racun tikus. Karena kartu identitas tak ada saat ditemukan tewas, kepolisian setempat akhirnya memakamkannya di Nganjuk. Identitas korban akhirnya terbongkar. Keluarga ingin makam Sudarno di Nganjuk dibongkar dan dipindah ke Ngawi.
Selain Sudarno, satu korban tewas lainnya yang juga asal Ngawi adalah Romadhon, 55 tahun, warga Desa/Kecamatan Widodaren. Bedanya, identitas Romadhon diketahui saat ditemukan hingga meninggal dunia karena diracun di Nganjuk. Jenazahnya sudah dimakamkan di desa asalnya di Ngawi. Hingga kini dari 15 orang yang diracun Mujianto baru terungkap enam orang, empat di antaranya tewas dan dua lainnya selamat meski sempat kritis.
Motif pembunuhan ini diduga karena rasa cemburu. Ke-15 orang korban itu diduga pernah berkencan dengan Joko Suprianto, 49 tahun, warga Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Nganjuk. Polisi masih mendalami kasus ini untuk melihat kemungkinan keterlibatan Joko dalam upaya pembunuhan dengan modus meracun itu.
ISHOMUDDIN
Berita Terkait
Korban Mujianto Ditemukan Tewas di Terminal Nganjuk
Sembilan Korban Mujianto Masih Misterius
Gay Asal Nganjuk Ini Bantai 15 Teman Kencan
Korban Mujianto Enam, Dua Selamat
Tahu Suaminya Gay, Istri Korban Mujianto Histeris
Dua Korban Mujianto Diduga Diracun Lewat Bakso
Kasus Mujianto Terbongkar Lewat HP Korban
Dua Korban Pembunuhan Mujianto Asal Ngawi