TEMPO.CO, Nganjuk - Ulah Mujianto yang membantai empat orang sesama gay mengundang kemarahan warga. Penduduk di sekitar rumah majikan Mujianto di Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Nganjuk menuding Mujianto sebagai perusak kehormatan kampung.
Kecaman ini disampaikan warga saat menyaksikan penggeledahan rumah Joko Suprianto, majikan Mujianto, sore tadi. Saat melihat Mujianto turun dari kendaraan polisi, warga yang memenuhi halaman rumah Joko menyampaikan kekesalannya. “Pendatang baru sudah rusak nama kampung,” kata Didik, 46 tahun, warga Desa Sonopatik, geram, Kamis, 16 Februari 2012.
Didik tidak menyangka Mujianto yang baru dua tahun tinggal di desa ini berbuat sangat keji. Selama ini warga sendiri juga tidak begitu akrab dengan Mujianto. Sebab, Mujianto dikenal selalu berdiam diri di dalam rumah majikannya yang tertutup pagar besi. Sesekali Mujianto terlihat keluar rumah untuk berbelanja ke pasar bersama Joko dengan mengendarai sepeda motor.
Rumah berukuran 25 x 20 meter yang dihuni Joko Suprianto ini terbilang paling bagus di desa itu. Selain mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Nganjuk, Joko juga dikenal sebagai seniman yang piawai memainkan elektone atau organ tunggal. Sebagai warga yang telah delapan tahun berdomisili di kampung itu, Joko cukup akrab dengan tetangganya.
Karena itu mereka merasa sangat marah ketika mengetahui ulah Mujianto yang dianggap merusak citra Desa Sonopatik. Apalagi korban pembunuhannya cukup banyak dan dilakukan dengan cara sadis. “Saya ingin ikut menghajar saat melihat dia digelandang polisi,” kata Didik.
Sikap yang sama disampaikan Ny Salami, warga setempat. Ia menganggap Joko Suprianto memelihara anak macan di rumahnya. Salami merinding jika mengingat Mujianto yang kerap berpapasan dengannya. “Dihukum yang berat saja,” katanya saat berjejal di depan rumah Joko.
Mujianto diduga melakukan pembunuhan terhadap empat orang gay dan mencelakai dua lainnya dengan racun tikus. Para korban adalah orang-orang yang dicurigai memiliki hubungan asmara dengan kekasihnya, Joko Suprianto. Kepada polisi, Mujianto mengaku melakukan pembunuhan itu sejak tahun 2011 dengan jumlah korban mencapai 15 orang.
HARI TRI WASONO
Berita Terkait
Korban Mujianto Ditemukan Tewas di Terminal Nganjuk
Sembilan Korban Mujianto Masih Misterius
Gay Asal Nganjuk Ini Bantai 15 Teman Kencan
Korban Mujianto Enam, Dua Selamat
Tahu Suaminya Gay, Istri Korban Mujianto Histeris
Dua Korban Mujianto Diduga Diracun Lewat Bakso
Kasus Mujianto Terbongkar Lewat HP Korban
Dua Korban Pembunuhan Mujianto Asal Ngawi