TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2012 mengalokasikan dana sebesar Rp 74,655 miliar untuk perbaikan Kota Tua Jakarta.
Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Tinia Budiarti mengatakan anggaran Rp 62,615 miliar ini untuk kegiatan fisik dan Rp 12,040 miliar untuk kegiatan non-fisik. “Kami punya komitmen tinggi untuk pembenahan Kota Tua dan museum, setiap tahun kami anggarkan,” kata Tinia yang dihubungi Tempo, Rabu, 22 Februari 2012.
Dinas Pariwisata, kata Tinia, sebagai salah satu bagian dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) juga terlibat dalam pembenahan obyek wisata Kota Tua. “Selain Dinas Pariwisata, ada juga pihak terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, dan lainnya,” ujar Tinia.
Menurut Tinia, revitalisasi obyek wisata Kota Tua sangat perlu dilakukan. Kota Tua telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang baik dari Nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). “Kota Tua itu menarik karena ikon bangunannya, tata ruang areanya, atraksi, dan juga festival-festival yang disuguhkan oleh komunitas lokal,” katanya.
Rencana revitalisasi ini, Tina mengatakan, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Ia mengatakan, pada 2011, jumlah wisatawan Nusantara yang masuk ke Jakarta berjumlah 2 juta. Jumlah ini, kata dia, meningkat sekitar 20 persen dari tahun 2010 dengan jumlah wisnus 1,8 juta orang.
“Harapannya, jumlah wisatawan bisa meningkat 25 persen dibanding tahun sebelumnya. Begitu juga untuk wisatawan asing yang tahun lalu hanya mencapai 2 ribuan orang,” tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengundang United Nation World Tourism Forum (UNWTO) dalam rangka menjadikan Kota Tua sebagai 1 dari 15 Destination Management Organization (DMO) 2012.
Wakil Menteri Pariwisata Sapta Nirwandar mengatakan revitalisasi ini dimulai dengan pembuatan konsep yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. “Terutama karena 90 persen bangunan di Kota Tua dimiliki oleh BUMN. Kami akan berkoordinasi lagi dengan pihak Kementerian BUMN mengenai kepemilikan dan pengelolaan Kota Tua,” katanya.
Sapta enggan menyebutkan berapa alokasi anggaran yang disiapkan kementerian untuk rencana ini. Ia mengatakan pula bahwa mengenai anggaran dan target penyelesaian belum bisa dibicarakan karena pertemuan dengan UNWTO ini merupakan yang pertama kalinya. Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Gathut Dwihastoro mengatakan revitalisasi satu bangunan membutuhkan anggaran sebesar Rp 19 miliar.
AYU PRIMA SANDI