TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengungkapkan, jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan Rp 1.000 per liter, inflasi bakal bergerak di atas target Bank Indonesia yang sebesar 4,5-5,5 persen.
"Kalau Rp 1.000, apalagi Rp 1.500, inflasi akan naik di atas target," kata Darmin seusai menghadiri seminar Indonesian Economic Policy In a Challenging Global Economy di Hotel Kempinski, Kamis, 23 Februari 2012.
Kemarin, di Istana Negara, Presiden akhirnya menyatakan bahwa pemerintah akan menaikkan BBM. Mulai 1 April, Premium dan solar akan naik di kisaran Rp 500-Rp 1.500 per liter.
"Terus terang saja, kalau tidak dinaikkan, bukan hanya APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) yang kesulitan, neraca pembayaran juga mulai kesulitan," ujar Darmin.
Darmin menjelaskan, sejak pertengahan 2011, neraca pembayaran minyak dan gas mengalami defisit. Total impor migas lebih besar dibanding total ekspor. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi 50 tahun lalu, neraca migas selalu surplus.
Menurut Darmin, transaksi berjalan migas yang defisit ikut mendorong transaksi berjalan neraca pembayaran berjalan defisit. Kondisi tersebut bakal memburuk jika tidak segera disikapi oleh pemerintah.
"Salah satu yang bisa dilakukan adalah menaikkan harga BBM supaya impor tidak terlalu besar," ucap Darmin.
MARTHA THERTINA