TEMPO.CO, Jakarta - Perancang busana Lenny Agustin kembali mengeksplorasi batik untuk busana yang kasual dan muda. Bahkan, ia mampu mentransformasi batik dan tenun Nusantara bergaya centil ala Harajuku.
Koleksi Travel by Map dari rumah mode Lenor itu diperagakan dalam Indonesia Fashion Week hari kedua di Balai Sidang Jakarta, 24 Februari 2012. Berbeda dengan desainer lain, Lenny tampil sendiri di panggung itu.
Kesukaan perempuan berambut hijau pada batik dan gaya centil itu sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa tahun ini. Namun, pada koleksinya kali ini Lenny tampil dengan ide yang lebih segar.
Selain batik, Lenny menggunakan tekstil tradisional, seperti sarung Makassar, lurik, dan kain Nusantara lainnya. Kain tradisional itu kemudian dipadukan dengan aksesoris yang sangat berjiwa muda, seperti sepatu warna-warni dan kaus kaki sepaha bergaris pelangi. Sepintas lalu mirip gaya Harajuku, Jepang.
Penggunaan batik untuk gaya centil ini tidak terkesan dipaksakan. Bahkan bisa menyatu dengan baik.
Keberhasilan yang sama dia terapkan pada busana pria. Celana selutut dari batik begitu kasual. Demikian juga dengan jas. Motif tenun tradisional dan warna yang beragam memang kurang pas digunakan untuk jas resmi. Untuk mengakalinya, Lenny justru menabrakkan dua motif atau dua warna sekaligus. Ini membuat kesan main-main dan jas dari tenun tradisional pun tidak terlihat seperti milik pak bupati.
Pilihan yang sungguh cerdas.
Qaris Tajudin