TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Nazaruddin berkali-kali menyatakan telah menggelontorkan duit miliaran pada saat Kongres Partai Demokrat di Bandung, 2010. Menurut terdakwa perkara suap Wisma Atlet itu, duit Rp 80-100 miliar ditebar untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai.
Berapa sesungguhnya uang yang diguyurkan Nazar sendiri? Yulianias, anggota staf keuangan Nazaruddin, mengatakan Grup Permai milik Nazaruddin pernah menggelontorkan Rp 30,55 miliar dan US$ 2 juta untuk Kongres di Bandung. Duit itu belum termasuk US$ 3 juta yang dikumpulkan dari pelbagai sumbangan.
Menurut Yulianis, yang ditemui Tempo, Kamis pekan lalu, duit Rp 30,55 miliar plus US$ 2 juta itu berasal dari keuntungan perusahaan pada 2009. Tahun itu, sejumlah perusahaan Nazaruddin menggarap proyek di Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Kesehatan. Proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tahun itu belum digarap Nazaruddin.
Dari sejumlah proyek itu, Nazar meraup laba Rp 600 miliar. Adapun dari fee sejumlah perusahaan, Grup Permai menerima Rp 200 miliar.
Setelah menarik duit dari sejumlah rekening perusahaan, Yulianis mengantarkan sendiri Rp 30,55 miliar plus US$ 2 juta dan US$ 3 juta duit sumbangan dari kantor Grup Permai di Tower Permai, Mampang, Jakarta, ke Hotel Aston Primera, Bandung. Disimpan di kamar 910 hotel itu terlebih dahulu, duit kemudian disawerkan ke calon pemilih Anas Urbaningrum. "Saya dibayar lembur untuk mengantar uang ke Bandung," kata Yulianis, yang ketika ditemui tidak bercadar, seperti penampilannya di persidangan.
Anehnya, saat Kongres, duit Nazaruddin cuma terpakai sedikit. Menurut Yulianis, dari Rp 30,55 miliar, duit hanya terpakai Rp 650 juta. Sisanya disetorkan lagi ke rekening asal. Adapun duit US$ 2 juta tetap utuh di tangan Nazaruddin. Duit yang banyak terpakai justru duit sumbangan. Dari US$ 3 juta, terpakai US$ 1,8 juta.
Ikuti laporan lengkapnya di majalah Tempo pekan ini.
ANTONS