TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha akan menaikkan harga produksinya jika pemerintah jadi memberlakukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, mengatakan kenaikan harga BBM akan mendongkrak biaya produksi. "Kalau harga jual tidak naik, pasti pengusaha rugi,” kata Sofjan ketika ditemui dalam pertemuan Indonesia dan delegasi Uni Eropa di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin, 27 Februari 2012.
Sofjan memperkirakan pengusaha akan menaikkan harga jual produknya sekitar 2-5 persen. Meskipun, dia mengakui, besarnya kenaikan harga ini tergantung dari jenis industri dan faktor logistiknya. Dia meyakini kenaikan harga untuk industri transportasi bisa mencapai 35 persen. “Dengan begitu biaya transportasi untuk pengusaha juga naik tinggi,” ujarnya.
Menurut Sofjan, pemerintah harus membantu industri transportasi, terutama industri angkutan umum dan usaha kecil dan menengah (UKM), agar biaya logistik tidak membengkak hingga 35 persen. Dengan begitu diharapkan transportasi hanya menaikkan ongkos kepada masyarakat dan kalangan pengusaha sekitar 10-15 persen.
Meski setuju dengan rencana kenaikan harga BBM, Sofjan meminta pemerintah segera memberikan kepastian berapa besaran kenaikannya dan jangan terlalu lama didiskusikan. Tujuannya agar pengusaha juga tidak terus berada dalam ketidakpastian yang membuat usaha terhambat.
Menurut dia, kenaikan BBM subsidi yang wajar adalah Rp 1.500 dari harga semula. “Urusan paling utama saat ini adalah apakah pemerintah mau menaikkan harga BBM bersubsidi atau tidak, dan apabila dinaikkan berapa kenaikannya. Itu buat kami yang paling penting," kata Sofjan.
ROSALINA