TEMPO.CO, Mexico city - Pejabat keuangan dari negara-negara kelompok 20 (G20) menerima komitmen dari Uni Eropa untuk meninjau kembali besaran dana cadangan untuk hadapi krisis. Langkah awal ini untuk mengumpulkan sumber dana internasional untuk melawan kekacauan krisis finasial global.
Banyak negara di G20 berpikir Eropa memang butuh dana lebih besar. Negara-negara yang kaya dana seperti Cina dan Jepang telah mengindikasikan mereka akan berkontribusi sebagai sumber tambahan dana kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Syaratnya, Eropa harus setuju untuk lebih meningkatkan penyangga pada perekonomiannya.
Managing Director IMF, Christine Lagarde, mengatakan bahwa organisasinya membutuhkan tambahan US$ 500 juta untuk kapasitas pinjaman untuk membantu negara-negara bertahan dari kejutan pada pasar internasional. "Sebagian besar anggota di luar zona euro sudah jelas," kata Lagarde pada akhir konferensi menteri keuangan G20 dan kepala bank sentral, 27 Februari 2012.
"Mereka semua memperkirakan Eropa akan memperkuat, mengkoordinasi dan memastikan bahwa semuanya baik dan kredibel memadai sebelum mereka menambah kekuatan pertahanan dari IMF," kata dia.
Eropa berupaya untuk menghadang krisis di masa depan seperti yang dialami Yunani dan beberapa negara di zona euro. Maka, mereka harus mempersiapkan dana stabilisasi permanen, yang bisa digunakan pada Juli mendatang sebesar 500 miliar euro, atau sekitar US$ 668 juta. Menteri Keuangan Eropa mengatakan mereka akan membahas kenaikan menjadi US$ 1 triliun pada pertemuan Maret mendatang.
Jerman, negara penyumbang yang dominan, enggan berkomitmen untuk dana pertahanan krisis yang lebih besar. Sebab, dana yang lebih tinggi hanya mungkin membuat para politisi lebih sulit di negara penghutang terbesar untuk mendapatkan persetujuan parlemen.
Pejabat Jerman, berargumen bahwa perhitungan telah dilakukan di zona euro dalam beberapa bulan terakhir dan mengancam runtuhnya kepercayaan, yang tampaknya akan menjerumuskan kembali ke dalam resesi.
THE NEW YORK TIMES | EKA UTAMI APRILIA