Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minggu, Jakarta Alami Tengah Hari tanpa Bayangan

image-gnews
Gedung tinggi di kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Gedung tinggi di kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi di Jakarta pada Minggu, 4 Maret 2012. Pada saat itu, matahari akan berada tepat di atas Kota Jakarta dan membuat hampir semua benda tegak kehilangan bayangan selama beberapa menit pada tengah hari.

Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan Antariksa (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan lenyapnya bayangan di sebuah kota terjadi dua kali setiap tahun. Fenomena ini bagian dari rute gerak matahari yang bergerak dari selatan ke utara dan sebaliknya dalam satu tahun.

"Jika posisi matahari tepat di atas lintang sebuah kota maka benda tegak tak akan menunjukkan bayangan," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Jumat, 2 Maret 2012.

Pada Minggu nanti, matahari akan berada pada posisi 6,25 derajat Lintang Selatan, hampir sama dengan letak Kota Jakarta di 6,20 derajat Lintang Selatan. Tepat tengah hari, sekitar pukul 12.04 WIB, matahari akan berada tepat di atas kepala. Akibatnya, bayangan seolah lenyap karena jatuh tepat di tempat berpijak benda tersebut.

Lenyapnya bayangan pada tengah hari juga terjadi di kota lain. Pada Ahad, Serang juga mengalami peristiwa serupa.

Kota lain, yang terletak lebih selatan daripada Jakarta, akan mengalami fenomena itu lebih cepat. Bogor dan Semarang, misalnya, akan mengalami tengah hari tanpa bayangan pada Sabtu, 3 Maret 2012, sehari lebih dulu ketimbang Jakarta.

Sepekan terakhir, matahari memang berada di atas Pulau Jawa. Akibatnya, beberapa kota bergantian disinari matahari dari zenit. Kota Yogyakarta dan Surabaya berturut-turut kehilangan bayangan pada 1 Maret 2012 dan 29 Februari.

Bandung dan Sukabumi yang berada di 6,9 Lintang Selatan mengalami tengah hari tanpa bayangan pada Jumat, 2 Maret 2012. Namun Pelaksana Teknis Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lapan Sungging Emanuel Mumpuni mengatakan kantor Lapan di Bandung tak melakukan kegiatan khusus menyambut peristiwa ini. Alasannya, hal ini merupakan fenomena biasa yang tak banyak berpengaruh terhadap cuaca.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Thomas, fenomena lenyapnya bayangan untuk Jakarta selalu terjadi setiap tanggal 4 Maret dan 8 Oktober setiap tahun. Fenomena pada tanggal 4 Maret merupakan bagian dari perjalanan matahari dari Australia menuju khatulistiwa. Sementara pada 8 Oktober, matahari sedang dalam perjalanan dari khatulistiwa menuju Australia.

Lenyapnya bayangan lebih populer dengan Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang terletak persis di khatulistiwa. Di kota ini, bayangan menghilang setiap tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahun. Selama waktu ini, Monumen Khatulistiwa akan diterangi matahari dari atas sehingga tak meninggalkan jejak bayangan.

Tak hanya di Indonesia, Kakbah di Mekah juga mengalami tengah hari tanpa bayangan pada 18 Juli nanti. Selama ini bayangan jatuh menjauh dari Mekah sehingga bisa dipakai sebagai penanda arah kiblat oleh umat Islam.

Selain membuat bayangan hilang, posisi matahari yang berada di atas kota juga membuat suhu udara sedikit lebih tinggi dibandingkan hari biasa. Syaratnya, matahari tak terhalang awan dan angin berembus pelan. “Jika langit mendung dan angin kencang, suhu udara normal,” ujar Thomas.

Matahari merupakan benda langit yang berayun dari utara ke selatan dalam setahun. Bintang induk ini berada pada titik paling selatan setiap 21 Desember, mengakibatkan musim panas di Benua Amerika Selatan, Afrika bagian selatan, dan Australia. Enam bulan kemudian, pada 21 Juni, matahari berada di titik paling utara, mengakibatkan musim panas di Benua Eropa dan Amerika Utara, serta negara seperti Jepang dan Korea.

ANTON WILLIAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

40 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.