TEMPO.CO, Jakarta - Naiknya harga bahan bakar bersubsidi pada April nanti disinyalir akan sedikit menurunkan penjualan sepeda motor. Namun penurunan tersebut hanya berlangsung sebentar, dan pada akhirnya penjualan sepeda motor tetap tinggi.
"Sepeda motor masih dianggap sebagai satu-satunya kendaraan terjangkau dengan tingkat mobilitas tinggi," kata General Marketing Planning and Analysis Division PT Astra Honda Motor Agustinus Indraputra saat ditemui sebelum acara peluncuran New Honda Vario 125 cc di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin, 5 Maret 2012.
Agustinus mengatakan saat ini daya beli masyarakat kelas menengah semakin meningkat. Seandainya harga BBM naik, semua harga otomatis naik, tapi sepeda motor tetap menjadi kendaraan teririt dan termurah.
Transportasi umum saat ini, menurut Agustinus, dirasa belum memenuhi kebutuhan masyarakat untuk cepat berpindah dari satu titik ke titik yang lain dengan biaya murah. "Tarif angkutan umum bisa saja naik, sehingga menjadikan sepeda motor semakin dilirik," katanya.
Sementara itu, perusahaan kredit semakin mempermudah seseorang membeli sepeda motor. Dengan catatan, biaya uang muka tidak naik. "Penjualan sepeda motor bisa anjlok kalau uang muka tinggi," tuturnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, penjualan sepeda motor pada periode Januari-Oktober 2011 mencapai 6,90 juta unit. Angka ini meningkat 11,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2010.
MUHAMAD RIZKI