TEMPO.CO, Jakarta - Program Pendidikan Menengah Universal yang akan dimulai pada 2013 membutuhkan biaya sebesar Rp 2,4 triliun untuk membangun 12 ribu kelas baru. "Kami sudah mengusulkan dalam anggaran pendapatan belanja negara perubahan, salah satunya untuk penunjang program Pendidikan Menengah Universal," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam konferensi pers di gedung Kemdikbud, Selasa, 6 Maret 2012.
Menurut Nuh, Pendidikan Menengah Universal memiliki konsekuensi penambahan fasilitas pendidikan untuk jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA), SMK, dan sederajat. "Kami akan bangun 12 ribu ruang kelas baru." Komposisi penambahan SMK dan SMA yang sekarang ini berjumlah 49 persen dan 51 persen. "Saya berharap langkah ini akan menambah komposisi SMK menjadi 60 persen dan SMA 40 persen," ujarnya.
Program Pendidikan Menengah Universal juga memiliki konsekuensi dalam jumlah guru yang mengajar. "Guru pengajar akan kami penuhi dari penghasil guru-guru yang berkualitas." Nuh berujar, "Jangan sampai ruang belajarnya memadai, tapi tenaga pengajarnya kurang."
Pendidikan Menengah Universal adalah nama lain dari Wajib Belajar 12 tahun. "Kami tidak memakai kata wajib karena tidak ada yang mewajibkannya." Lain halnya, Nuh melanjutkan, program wajib belajar 9 tahun karena ada amanah dari undang-undang. "Wajib 12 tahun belum ada undang-undangnya," kata Nuh.
Sebelumnya, Mendikbud sempat menyatakan mencanangkan program wajib belajar 12 tahun mulai 2013. Menteri Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono juga menyatakan sudah ada 13 provinsi yang siap melaksanakan wajib belajar 12 tahun ini.
AFRILIA SURYANIS