TEMPO.CO, Jakarta- Ribuan kontainer berisi besi tua (scrap) masih terkatung-katung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak jelas siapa pemiliknya. Sejumlah importir bahan produksi pelebur besi dan baja itu belum mau mengakui barang tersebut milik mereka.
"Sepertinya importirnya tiarap dulu, takut ada limbah B3-nya," kata Deputi Bidang Penataan Hukum Lingkungan, Sudariyono, kepada Tempo, di kantornya, Rabu 7 Maret 2012.
Menurut Sudar, dari data petugas Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok per 27 Februari lalu ada sekitar 3.753 kontainer yang tercatat berisi besi tua. Dari jumlah tersebut hanya 751 kontainer yang telah diketahui pemiliknya berdasarkan data pemberitahuan impor barang (PIB).
Setelah diperiksa, dari 751 kontainer ini ditemukan 113 kontainer yang diduga kuat terkontaminasi atau mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Semua kontainer itu milik PT HHS. Kasus ini pun sedang diproses hukum untuk memberi efek jera terhadap perusahaan-perusahaan nakal tersebut.
Selain itu 118 kontainer lainnya yang juga diduga mengandung limbah B3 sedang disidik lebih lanjut oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Sejauh ini 118 kontainer ini diketahui milik empat perusahaan importir Indonesia.
Meski pihak Cukai memiliki data perusahaan apa saja pengimpor ribuan kontainer tersebut, pemeriksaan dan pengecekan tetap tak bisa dilakukan tanpa adanya PIB. "Melalui PIB itulah importir mengakui barang itu benar milik mereka. Setelah itu baru bisa kami periksa," kata dia.
Sudar menduga karena banyaknya ditemukan kontainer berisi limbah B3 inilah yang menyebabkan para importir scrap besi tua lainnya terkesan takut untuk segera mengakui kontainer milik mereka. "Mereka kan tidak melihat isinya. Mereka takut jangan-jangan ada limbah B3-nya," kata dia.
Namun ia memastikan tak lama lagi perusahaan-perusahaan importir yang "tiarap" itu akan segera mengakui barangnya. "Bea dan Cukai punya prosedur untuk memberitahukan ke importirnya. Jika tidak barang itu bisa dibuka paksa," ujarnya.
Selain di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ratusan kontainer yang tercatat berisi scrap besi tua juga tertahan di tiga pelabuhan besar Indonesia, yakni di Semarang, Surabaya, dan Medan.
MUNAWWAROH