TEMPO.CO, Pontianak – Polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk mencegah bentrok massa simpatisan FPI dan anti FPI di Jalan Pahlawan, Pontianak, Kamis sore 15 Maret 2012, sekitar pukul 17.25.
Tembakan ke udara sebanyak enam kali dilepaskan untuk memberi peringatan kepada massa yang membawa senjata tajam dan kayu. Saat itu, massa yang berada di Jalan Pahlawan menerobos ke Jalan Veteran untuk berhadapan dengan kubu berlawanan yang berjarak sekitar 500 meter, di Jalan Sutoyo, Pontianak. (Baca juga: Cegah Rusuh Demo Anti FPI, Polisi Tutup Jalan)
Sempat terjadi kericuhan antar dua kubu, seorang warga terluka. Belum jelas, siapa yang membacok dan siapa korban bacok. Polisi segera mengamankan korban ke Pasar Flamboyan, tak jauh dari Jalan Veteran.
Enam tembakan peringatan ke udara tersebut, dilepaskan setelah massa yang berkonsentasi di Jalan Pahlawan, berhasil meloloskan diri ke Jalan Veteran. Diperkirakan, massa dengan senjata tajam serta kayu tersebut, akan menuju kubu massa, yang berada sekitar 500 meter, di Jalan Sutoyo, Pontianak.
Tak berapa lama, seorang warga terluka. Dari beberapa saksi mata yang ada di lapangan, menyebutkan korban terkena luka bacok. Belum jelas, siapa yang membacok dan siapa korban bacok tersebut. Namun, polisi mengamankan korban kearah Pasar Flamboyan, yang berada tak jauh dari Jalan Veteran.
Ketua FPI Kalbar, Iskandar Alkadri, mengatakan, saat ini massa yang bergerak bukan lagi mengatasnamakan FPI, namun umat Islam. "Kami mengharapkan situasi kembali stabil. Untuk situasi sekarang, saya tidak bisa intervensi massa, karena sudah membaur. Laskar FPI itu bersifat otonom,” ujarnya.
Menurut Iskandar, massa FPI dan simpatisannya terpancing dengan adanya konsentrasi massa di rumah adat Kamis pagi 15 Maret 2012. Iskandar menyalahkan polisi yang cenderung lambat dalam mengatasi persoalan yang melibatkan isu sensitif, sehingga hal ini terjadi. “Sekarang sudah jatuh korban, jangan sampai korban bertambah banyak,” ujarnya.
Masardi Kapat, Dewan Kehormatan Dewan Adat Dayak meminta masyarakat Dayak untuk tenang. Hingga berita ini diturunkan, massa masih berdemonstrasi. Polisi juga masih menjaga beberapa ruas jalan.
Konflik ini terpicu dari ribut-ribut penurunan spanduk penolakan FPI di Kalimantan Barat yang terjadi Rabu 14 Maret 2012 kemarin. Warga Asrama Pangsuma, yang merupakan kediaman mahasiswa asal bagian timur Kalimantan Barat, memasang spanduk yang isinya penolakan dan minta pembubaran FPI di Kalbar. (Baca: Ribut Spanduk Tolak FPI, Pontianak Tegang)
Spanduk ini memancing amarah simpatisan FPI yang kemudian masuk ke asrama dan menurunkan spanduk. Insiden pelepasan spanduk inilah yang kemudian menimbulkan keributan dan nyaris bentrok. Untungnya, petugas Kepolisian Sektor Pontianak Barat dan Polresta Pontianak Kota bisa meredam ribut-ribut dua pihak. Tapi kemudian ribuan orang Dayak kembali berkumpul di rumah betang Kamis tadi pagi 15 Maret 2012.
ASEANTY PAHLEVI
Berita Terkait:
Ribut Spanduk Tolak FPI, Pontianak Tegang
FPI: Itu Bukan Suku Dayak, Tapi Preman Anarkis
Taufiq Kiemas Minta FPI Hormati Kearifan Lokal Dayak
Warga Dayak Tolak Ketua FPI Habib Rizieq
Alasan Warga Dayak Tolak FPI
Tokoh FPI Habib Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng
Habib Rizieq: Ada yang Ingin Adu Domba FPI
Gus Solah Sarankan FPI Lakukan Survei