TEMPO.CO, Jakarta -Bakal calon gubernur Jakarta Tantowi Yahya telah kalah sebelum bertarung dalam pemilihan gubernur DKI. Padahal penyanyi country itu sudah menyediakan modal kampanye sampai Rp 60 miliar. Dia sempat sesumbar kalau Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tak perlu khawatir tentang biaya kampanye. Sebab Tantowi sanggup membiayai sendiri pencalonannya tanpa merepotkan partai.
“Ada 30 pengusaha di belakang saya,” kata Tantowi. “Saya paling tidak sudah pegang Rp 60 miliar. Banyak orang yang mau ‘buang’ Rp 3 miliar untuk menyokong calon gubernur.”
Nyatanya, duit tidak selalu menjadi kendaraan untuk memuluskan kursi pemimpin. Untuk maju ke putaran pemilihan DKI 1, Tantowi perlu delapan kursi sesuai dengan syarat Komisi Pemilihan Umum Daerah. Sedangkan Golkar hanya punya tujuh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta. “Sampai tenggat, dua partai besar yang saya ajak tak memberi kepastian,” ujarnya.
Tantowi memang punya uang miliaran. Tapi dia harus mengakui bahwa pesaingnya, Alex Noerdin, lebih menguasai jaringan partai politik. Sampai sekarang Alex sudah menggandeng Golkar dan PPP. Gubernur Sumatera Selatan ini memang dikenal dekat dengan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Sedangkan Golkar diduga tertarik dengan modal duit Alex.
Pertimbangan ini juga yang menyebabkan Alex dianggap bisa menggaet dukungan media. Kata sumber di Golkar, modal uang itu pula yang mempermulus negosiasi Alex dengan petinggi Golkar. "Padahal negosiasi baru dua bulan dan hasil survei tak menjanjikan, tapi Alex tetap terpilih," kata si sumber.
Baca lengkap di Majalah Tempo edisi pekan ini.
BAGJA HIDAYAT | AMANDRA MEGARANI | PHARLIZA HENDRAWAN | CORNILA DESYANA
Berita Terkait
Joko Widodo Hadiri Acara DPD PDI Perjuangan DKI
Calon DKI-1 versi Megawati Soekarnoputri
Nama Adang Disodorkan Foke ke Demokrat
Nachrowi Legowo Demokrat Pilih Foke
PDIP: Belum Ada Keputusan Usung Foke-Adang