Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teroris di Bali Satu Jaringan dengan Banten

image-gnews
Beberapa petugas rumah sakit dan aparat kepolisian menggotong jenazah salah satu dari 5 perampok yang juga diduga teroris di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Senin (19/3). ANTARA/Nyoman Budhiana
Beberapa petugas rumah sakit dan aparat kepolisian menggotong jenazah salah satu dari 5 perampok yang juga diduga teroris di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Senin (19/3). ANTARA/Nyoman Budhiana
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: -- Menjelang perayaan hari raya Nyepi pada Jumat mendatang, polisi memburu enam tersangka teroris di Bali. Mereka terendus tengah menyiapkan aksi terorisme dan perampokan di sejumlah toko emas, tempat penukaran uang, serta kafe.

Lima tersangka lainnya ditembak mati oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI dalam operasi penangkapan di dua lokasi di Sanur, Denpasar, pada Ahad lalu, pukul 20.30 Wita.

"Kami masih melacak beberapa orang," kata juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, ketika dihubungi. Mantan Komandan Densus 88 Antiteror ini tak memastikan para buron sudah meninggalkan Pulau Dewata.

Saud menjelaskan mereka jaringan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara, pada 18 Agustus 2011. Enam hingga tujuh pelaku perampokan masih buron, yang masing-masing bisa membuat jaringan baru atau bergabung dengan kelompok lain. Ia memastikan polisi sudah mengantongi data mereka. Ia pun membenarkan pemimpin lima pria yang tewas adalah Hilman, yang juga ditembak mati. Mereka tinggal di dua penginapan sejak 17 Maret 2012, meski sebelumnya sudah berada di Bali.

Komisaris Besar Boy Rafli Amar, juga juru bicara Mabes Polri, mengatakan polisi membuntuti mereka sejak sebulan lalu. Para tersangka telah menyurvei toko emas di Uluwatu, Bali Money Changer, dan Cafe La Vida Loca. "Saat ditangkap, mereka akan merampok Bali Money Changer di Jalan Sriwijaya, Kuta, dan toko emas di Uluwatu," ujar Boy di kantornya. Mereka melawan sehingga dilumpuhkan. Polisi menyita 2 pistol, 2 magasin, 48 butir peluru kaliber 9 milimeter, dan cebo penutup wajah.

Lima tersangka yang tewas itu adalah Hn, 32 tahun, dan Ag (30) yang ditembak di Jalan Gunung Soputan; UH dan Dd (27) asal Bandung; serta M (30) asal Makassar yang ditembak di Bungalow di Jalan Danau Poso 58. Menurut sumber Tempo, mereka adalah Hilman, Nanang, Umar alias Kapten, Dede, dan Martino alias Abu Hamid alias Abang.

Ia menjelaskan Hilman adalah jaringan ring Banten, tapi tak begitu dikenal seperti Imam Samudera, pelaku peledakan bom Bali 2002 yang telah dieksekusi mati, dan Encang Kurniawan alias Jaja. Hilman ikut pelatihan militer di Sumatera Utara, lalu bergabung dengan kelompok Toni Togar di Medan, yang tewas dalam penangkapan di Medan. "Karena diburu polisi, anggota kelompok ini menyebar." Hilman lantas membentuk sel-sel beranggota 3-8 orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Solahuddin, penulis buku Dari NII sampai JI, menyatakan Hilman pemimpin kelompok jihad Bali. Hilman terlibat perampokan sejumlah bank di Medan. "Dia bukan orang baru," katanya kemarin.

Menurut Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai, mereka jaringan Jamaah Anshorut Tauhid yang juga terlibat terorisme di Solo. "Sudah kami kejar tiga bulan lebih," katanya di gedung DPR. Saud tak mau mengomenteri pernyataan itu.

Adapun juru bicara JAT, Abdurrachman Baasyir, mengatakan organisasi yang dipimpin terdakwa perkara terorisme Abu Bakar Baasyir ini terbiasa dihubung-hubungkan dengan terorisme. Ia mengaku belum mengetahui informasi detail penangkapan di Bali. "Kami tak bisa berkomentar," ucap putra Abu Bakar Baasyir ini.

L Rusman P | Maria Y | A Rafiq | ANGGA SW | Jobpie S

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.