TEMPO.CO , Jakarta: -- Menjelang perayaan hari raya Nyepi pada Jumat mendatang, polisi memburu enam tersangka teroris di Bali. Mereka terendus tengah menyiapkan aksi terorisme dan perampokan di sejumlah toko emas, tempat penukaran uang, serta kafe.
Lima tersangka lainnya ditembak mati oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI dalam operasi penangkapan di dua lokasi di Sanur, Denpasar, pada Ahad lalu, pukul 20.30 Wita.
"Kami masih melacak beberapa orang," kata juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, ketika dihubungi. Mantan Komandan Densus 88 Antiteror ini tak memastikan para buron sudah meninggalkan Pulau Dewata.
Saud menjelaskan mereka jaringan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara, pada 18 Agustus 2011. Enam hingga tujuh pelaku perampokan masih buron, yang masing-masing bisa membuat jaringan baru atau bergabung dengan kelompok lain. Ia memastikan polisi sudah mengantongi data mereka. Ia pun membenarkan pemimpin lima pria yang tewas adalah Hilman, yang juga ditembak mati. Mereka tinggal di dua penginapan sejak 17 Maret 2012, meski sebelumnya sudah berada di Bali.
Komisaris Besar Boy Rafli Amar, juga juru bicara Mabes Polri, mengatakan polisi membuntuti mereka sejak sebulan lalu. Para tersangka telah menyurvei toko emas di Uluwatu, Bali Money Changer, dan Cafe La Vida Loca. "Saat ditangkap, mereka akan merampok Bali Money Changer di Jalan Sriwijaya, Kuta, dan toko emas di Uluwatu," ujar Boy di kantornya. Mereka melawan sehingga dilumpuhkan. Polisi menyita 2 pistol, 2 magasin, 48 butir peluru kaliber 9 milimeter, dan cebo penutup wajah.
Lima tersangka yang tewas itu adalah Hn, 32 tahun, dan Ag (30) yang ditembak di Jalan Gunung Soputan; UH dan Dd (27) asal Bandung; serta M (30) asal Makassar yang ditembak di Bungalow di Jalan Danau Poso 58. Menurut sumber Tempo, mereka adalah Hilman, Nanang, Umar alias Kapten, Dede, dan Martino alias Abu Hamid alias Abang.
Ia menjelaskan Hilman adalah jaringan ring Banten, tapi tak begitu dikenal seperti Imam Samudera, pelaku peledakan bom Bali 2002 yang telah dieksekusi mati, dan Encang Kurniawan alias Jaja. Hilman ikut pelatihan militer di Sumatera Utara, lalu bergabung dengan kelompok Toni Togar di Medan, yang tewas dalam penangkapan di Medan. "Karena diburu polisi, anggota kelompok ini menyebar." Hilman lantas membentuk sel-sel beranggota 3-8 orang.
Solahuddin, penulis buku Dari NII sampai JI, menyatakan Hilman pemimpin kelompok jihad Bali. Hilman terlibat perampokan sejumlah bank di Medan. "Dia bukan orang baru," katanya kemarin.
Menurut Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai, mereka jaringan Jamaah Anshorut Tauhid yang juga terlibat terorisme di Solo. "Sudah kami kejar tiga bulan lebih," katanya di gedung DPR. Saud tak mau mengomenteri pernyataan itu.
Adapun juru bicara JAT, Abdurrachman Baasyir, mengatakan organisasi yang dipimpin terdakwa perkara terorisme Abu Bakar Baasyir ini terbiasa dihubung-hubungkan dengan terorisme. Ia mengaku belum mengetahui informasi detail penangkapan di Bali. "Kami tak bisa berkomentar," ucap putra Abu Bakar Baasyir ini.
L Rusman P | Maria Y | A Rafiq | ANGGA SW | Jobpie S