TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada menolak ajakan pemerintah untuk ikut rombongan kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Cina. Rencananya, Presiden SBY bersama beberapa menteri dan rombongan akan berangkat ke Cina esok hari.
"Kita sudah menolak ajakan itu sejak dua pekan lalu," kata Menteri Koordinator Kebijakan Eksternal BEM Universitas Gadjah Mada M. Reza S. Zaki, kepada Tempo, Rabu, 21 Maret 2012.
Menurut Zaki, ajakan pemerintah ini disampaikan melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga. Ajakan ini sudah digaungkan sejak mahasiswa-mahasiswa berkumpul di acara Musyawarah Nasional (Munas) Aliansi BEM seluruh Indonesia yang digelar di Lampung, akhir Februari lalu. Meski beberapa kali tetap dihubungi pihak Kemenpora, BEM UGM memutuskan tak mau mengekor SBY dalam plesirnya kali ini.
Zaki mengaku tiap tahun pemerintah mengajak mahasiswa melalui BEM universitas untuk ikut kunjungan Presiden ke luar negeri. Pada 2010, mereka ditawari ke Inggris, pada 2011 ke Swiss, dan tahun ini ke Cina. Mahasiswa Hukum UGM itu mengatakan pihaknya menolak karena tidak jelas targetnya dan hanya menghabiskan anggaran pemerintah.
Berdasarkan pengalaman mahasiswa dari universitas lain yang tahun lalu ikut pemerintah berangkat ke Swiss, tuturnya, ternyata menggunakan anggaran Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi dan menelan biaya hingga Rp 2 miliar. Padahal, lanjutnya, tak ada output jelas yang bisa diperoleh mahasiswa. "Parahnya lagi, kami ketahui anggaran itu menyedot beberapa anggaran penelitian mahasiswa," ujarnya.
Selain itu, ajakan jalan-jalan itu dicurigai sebagai salah satu upaya Presiden meredam gejolak mahasiswa yang mengkritisi kebijakan pemerintah. "Kami melihat ini salah satu upaya SBY meredam mahasiswa Indonesia demi kebijakan 1 April nanti soal kenaikan BBM," katanya.
MUNAWWAROH