TEMPO Interaktif, Surabaya - Meski serbuan kumbang tomcat telah menyebar hampir ke seluruh wilayah Kota Surabaya dan melukai 155 orang, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini belum menetapkan kondisi ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). "Tidak perlu ada KLB kalau kita tahu cara menghindari tomcat," kata Risma saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 22 Maret 2012.
Menurut Risma, meluasnya serangga tomcat hanya bersifat sementara karena mengikuti perubahan iklim dari penghujan ke kemarau. Setelah kemarau tiba, kata Risma, populasi tomcat bakal berkurang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Esti Martiana, menuturkan serbuan tomcat belum layak dikategorikan KLB. Sebab penetapan KLB dilakukan bila keadaannya membahayakan jiwa manusia.
Selain itu, kata Esti, pendanaan mengatasi KLB diambila lih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Adapun penanganan terhadap pasien tomcat saat ini masih memakai dana Pemerintah Kota. "Karena tomcat tidak mengancam jiwa manusia," ucapnya.
Anggota Komisi Kesejahteraan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surabaya, Masduki Toha, mendukung sikap Wali Kota. Menurut Masduki, yang lebih penting dilakukan saat ini adalah melarang perburuan tokek sebagai predator tomcat. "Kalau tokeknya habis, wabah tomcat sulit dihalau," kata Masduki.
KUKUH S WIBOWO
Berita Terkait
Kerusakan Lingkungan Picu Penyebaran Tomcat
Pakan Berlimpah, Tomcat Merebak
Resep Pestisida Alami Pembasmi Tomcat
Apa Itu Tomcat
Tomcat Tak Bahaya Asal Tak Disentuh
Pakar Serangga: Cuci Tangan Kalau Kena Tomcat
Tips Singkat Hadapi Serangan Tomcat
Memantau Twitter Lewat SITTI Socwave
Iklan di Android Kuras Baterai
Penjualan New iPad Tembus Rekor
Apa Kata Kemenkes Soal Tomcat