TEMPO.CO , Taipei - Meningkatnya jumlah istri asing alias impor di Taiwan membuat gerah anggota parlemen Chang Show-foong. Dalam pidato di hadapan anggota parlemen lain, Kamis, 22 Maret 2012, Show-foong menuduh banyaknya istri yang diimpor dari luar Taiwan membuat ratusan ribu wanita Taiwan kehilangan kesempatan untuk menikah.
"Seharusnya pria Taiwan menikah dengan wanita Taiwan juga," kata anggota Partai Rakyat Pertama itu.
Tudingan itu jelas membuat berang para istri asal luar negeri. Kemarin, puluhan istri serta pegiat hak perempuan Taiwan berunjuk rasa di depan gedung parlemen. Mereka menuntut Show-foong meminta maaf atas ucapannya yang dinilai rasis.
"Tak ada penghormatan terhadap perempuan, terutama para imigran baru," ujar Chiu Ya-ching, pemimpin Asosiasi Trans-Asia Sisters.
Liu Chuan, pria Taiwan yang menikah dengan wanita Kamboja, menegaskan bahwa pernikahan adalah hak asasi. "Asal bangsa tidak berkaitan dengan menjadi istri yang baik," katanya di sela demonstrasi.
Setidaknya terdapat 450 ribu keluarga di Taiwan yang berasal dari pernikahan antarbangsa. Sang suami asli keturunan Taiwan, sedangkan sang istri berasal dari luar negeri, sebagian besar berasal dari Cina daratan.
Namun pemerintah Taiwan mulai memperketat pernikahan antarbangsa dalam beberapa tahun terakhir. Sebab, banyak terjadi kasus pembunuhan dan penyiksaan yang menyebabkan istri asing menjadi korban. Waduh!
ASIA ONE | FTCN | TAIPEI TIMES | SITA PLANASARI A