TEMPO.CO, Jakarta -Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati dua opsi subsidi energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pengubahan 2012. "Fraksi-fraksi telah sepakat," ujar anggota Badan Anggaran dari Fraksi Partai Amanat Nasional Laurens Bahang Dama, saat ditemui di jeda rapat kerja dengan pemerintah membahas subsidi energi, Ahad, 25 Maret 2012.
Opsi pertama adalah subsidi energi dengan total Rp 228,5 triliun. Rinciannya, subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 64,9 triliun, dan cadangan risiko fiskal Rp 26,6 triliun. Opsi ini juga akan mencabut pasal 7 ayat 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang APBN 2012 yang berisi pemerintah tidak boleh menaikkan harga BBM bersubsidi untuk masyarakat.
Dengan dicabutnya pasal tersebut, pemerintah diberi kesempatan untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi. Sesuai paparan postur anggaran yang disampaikan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500 menjadi Rp 6.000 per liter.
Opsi kedua, subsidi BBM dipatok pada Rp 178 triliun. Sedangkan besaran subsidi listrik tetap di angka Rp 64,9 triliun dan cadangan risiko fiskal Rp 26,6 triliun. Konsekuensinya, harga BBM bersubsidi tidak naik.
"Pengusung opsi ini adalah PDI-Perjuangan, Gerinda, dan Hanura," ujar Lorenz. Sementara yang mengawal opsi pertama adalah koalisi partai pendukung pemerintah yakni Demokrat, Golkar, PKS, PPP, PAN, dan PKB.
"Opsi pertama mencabut pasal, dan menentukan besaran subsidi anggaran. Soal penyesuaian harga BBM bersubsidi itu urusan pemerintah," ujarnya menambahkan.
Laurens menyatakan paripurna akan digelar Selasa pagi. Karena dibawa ke paripurna, seluruh anggota DPR punya hak untuk memberi suara tentukan dua opsi anggaran subsidi di APBN-Pengubahan. Bila opsi satu dipilih, BBM dipastikan akan naik per 1 April 2012.
Rapat kerja pembahasan anggaran subsidi energi berlangsung dari sore tadi pukul 16.00 WIB. Rapat yang baru berlangsung 30 menit diskors. "Sidang diskors hingga pukul tujuh malam," ujar salah seorang pemimpin Badan Anggaran, Melchias Marcus Mekeng. Namun, hingga pukul 20.00 WIB rapat belum juga kembali dimulai.
M. ANDI PERDANA