TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrom (POTADS) Noni Fadhilah mengatakan ada persepsi yang salah dalam memandang para penyandang sindroma down (down syndrome) sehingga membuat penyandang susah berkembang. "Para orang tua yang anaknya menyandang sindroma down cenderung pasrah," katanya dalam peringatan Hari Sindroma Down Dunia yang ke-7 di Hot Planet, Sarinah, Ahad, 25 Maret 2012.
"Pasrah di sini adalah menganggap si anak tidak bisa melakukan apa-apa. Persepsi inilah yang mengakibatkan penyandang down syndrome sulit berkembang. Bahasa kasar di masyarakatnya adalah idiot," kata Noni.
Padahal, menurut Noni, penyandang sindroma down pun memiliki potensi jika orang tua sabar dalam membinanya. “Memang butuh waktu lama,” ujarnya.
Dia mencontohkan keberhasilan seorang penyandang sindroma down yang bernama Stephani Handoyo. "Dia memenangkan lomba renang di Olimpiade khusus penyandang cacat di tahun 2011." ucapnya.
Noni berharap masyarakat dapat melihat penyandang sindroma down dengan pandangan positif. "Mereka bukan anak cacat, mereka mampu berprestasi," katanya.
Salah seorang penyandang sindroma down, Riski, dengan lancar membacakan puisinya di hadapan Tempo. "I love you, Bunda," katanya mengakhiri puisi berjudul Bunda tersebut. Menurut ibu Riski, Mastuana, keberhasilan anaknya berbicara berhasil menggugah kesadaran banyak orang tua di Medan. "Anak penderita sindroma down memang sulit dalam berbicara. Hal ini disebabkan karena ukuran lidah mereka yang lebih besar,” katanya.
Mastuana mengatakan awalnya dia mengkampanyekan sindroma down di Medan sendirian. Namun, ketika Riski berhasil, satu per satu orang mulai melirik dan bergabung dengan POTADS. "Permasalahan pun terjawab," ucapnya.
POTADS yang didirikan pada 28 Juli 2003 ini pun menjadi organisasi tempat orang tua berkonsultasi mengenai sindroma down. PODATS menggunakan mekanisme subsidi silang karena dari 348 keluarga yang tergabung hampir separuhnya tidak mampu. "Kami tidak berharap banyak kepada pemerintah," ucap Mastuana.
SYAILENDRA