TEMPO.CO, Makassar -- Di saat rekannya tengah menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dua mahasiswa ini malah asyik menikmati linting ganja di tempat umum. Kepala Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Polisi Masrur, mengatakan dua mahasiswa itu dibekuknya tak jauh dari lokasi aksi unjuk rasa mahasiswa yang berpusat di depan Kampus Unismuh Makassar di Jalan Sultan Alauddin.
"Inisialnya AN dan J. Keduanya mahasiswa. Mereka asyik mengisap dua linting ganja di tepi jalan," kata Masrur, Selasa 27 Maret, di ruang kerjanya. AN merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian semester VI di salah satu perguruan tinggi swasta Kota Makassar. Sedang rekannya, J, berstatus mahasiswa sekolah tinggi keperawatan.
Masrur memerinci keduanya ditangkap di tepi Jalan Malengkeri, Senin 26 Maret, sekitar pukul 17.00 Wita. "Saat itu, mahasiswa yang tak jauh dari lokasi juga masih berorasi," ucapnya. Penyidik, menurut dia, belum melakukan pemeriksaan lebih jauh, apakah keduanya sebelumnya ikut berunjuk rasa atau tidak. "Akan kami periksa itu," kata Masrur.
Kedua mahasiswa tersebut tak sengaja diciduk anggota kepolisian yang tengah berpatroli sekaligus melakukan pemantauan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan tarif BBM. Saa polisi melintas, polisi curiga dengan gelagat keduanya yang setengah teler. "Petugas tentu tahu betul beda baunya rokok biasa dengan ganja," ujarnya.
Kedua mahasiswa tersebut akan menjalani pemeriksaan di Markas Polrestabes Makassar terkait dengan ulahnya itu. Diakuinya, kedua pelaku tergolong nekat mengkonsumsi barang haram itu di muka umum. Kecenderungannya, pengguna narkoba selalu mengkonsumsi barang haram itu ditempat tertutup agar tak ketahuan. "Ini malah terang-terangan," katanya.
Atas perbuatannya, AN dan J akan dijerat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Diakui Masrur, peredaran narkoba di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar, perlu diwaspadai. Narkoba lanjutnya kini tak hanya menjadi konsumsi orang tertentu saja. "Perlu niat dan usaha keras secara bersama-sama untuk memberantasnya," katanya.
TRI YARI KURNIAWAN