TEMPO.CO, Jakarta - Setelah harga Premium disepakati naik, harga bahan bakar gas juga ikut naik. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo menyetujui usulan Pertamina menaikkan harga bahan bakar gas (BBG) jenis compressed natural gas (CNG).
Rencananya kenaikan harga bahan bakar yang banyak dipakai bajaj dan bus Transjakarta itu akan diberlakukan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Harga gas memang harus dinaikkan supaya lebih ekonomis," kata Widjajono, Senin 26 Maret 2012. Pertamina sebelumnya mengusulkan agar harga CNG dinaikkan dari Rp 3.100 menjadi Rp 4.100 per liter, setara dengan Premium.
Selain menaikkan harga, pemerintah akan menjalankan program konversi BBM ke BBG melalui peraturan presiden yang bersifat khusus. Peraturan ini masih digodok dan bakal rampung dalam waktu dekat.
Dalam peraturan presiden akan diatur perihal pembagian tanggung jawab. Persoalan diversifikasi energi akan diserahkan kepada Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pertamina sebelumnya telah menaikkan harga BBG untuk jenis liquefied gas for vehicles yang dipakai kendaraan pribadi dari Rp 4.600 menjadi Rp 5.600 per liter pada Januari lalu.
Saat ini baru terdapat 11 stasiun pengisian BBG yang menyediakan CNG di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, serta delapan SPBG yang menyediakan LGV.
Penyediaan sarana BBG akan dikembangkan melalui sistem SPBG mother-daughter yang bersifat lebih dinamis. Ditargetkan pada Juli ini akan terdapat 1 SPBG mother dan 4 SPBG daughter.
Total pada 2012 ditargetkan sudah terbangun 4 SPBG mother dan 16 SPBG daughter. Pembangunan terhambat karena soal dana digantungkan pada anggaran negara, sehingga Pertamina masih harus menunggu keputusan dari pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sebelum menjalankan kebijakan.
Dari sisi pasokan, pemerintah juga telah mengamankan pasokan gas sebanyak 15-20 juta kaki kubik per hari selama 2012. Gas tersebut berasal dari Pertamina, PT Medco E&P Indonesia, dan PT Perusahaan Gas Negara.
GUSTIDHA BUDIARTIE | EFRI R