TEMPO.CO, Semarang – Ratusan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Tengah, Rabu siang, 28 Maret 2012, memblokir jalan di jalur pantai utara Jawa (Pantura) tepatnya di perempatan Jrakah, Kota Semarang. Di tengah terik matahari, mereka memblokir jalan yang terletak persis di depan Kampus I Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang itu.
Aksi ini sebagai bentuk protes mereka atas rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak pada 1 April mendatang. Perempatan Jrakah merupakan jalan utama pantura yang menghubungkan Jakarta-Surabaya.
Akibat pemblokiran ini, jalur pantura di Semarang macet. Truk-truk tronton, bus angkutan umum, kendaraan pribadi, hingga kendaraan roda dua tertahan dan tidak bisa lewat.
Sebelumnya, mahasiswa berniat berunjuk rasa di perempatan Krapyak. Tapi, ternyata mereka memblokir di perempatan Jrakah. Barisan mahasiswa membentuk barikade sekitar 15 meter dengan cara saling bergenggaman tangan. Aksi pemblokiran ini berlangsung sekitar setengah jam.
Aparat kepolisian tampak kewalahan membubarkan aksi itu. Sebab, personel yang bersiaga hanya sekitar 10 orang. Setelah datang bantuan polisi, akhirnya mahasiswa bisa dipaksa bubar.
Sempat terjadi gontok-gontokan antara aparat keamanan dengan para mahasiswa. Aparat mendorong mahasiswa agar minggir. Namun, mahasiswa melawan. Tak kurang akal, setelah tak berhasil mengusir mahasiswa, polisi meminta para sopir truk tronton tetap maju. “Ayo-ayo terus…,” kata salah satu polisi kepada salah satu sopir.
Para sopir yang terlihat jengkel akibat macet pun nekat menancap gas mobilnya. Akibatnya, truk-truk besar itu seperti membelah kerumunan mahasiswa. Mahasiswa yang takut tertabrak truk juga sedikit demi sedikit minggir. Tak selesai di situ, aparat keamanan terus mendorong-dorong para mahasiswa.
Mereka juga merampas peralatan-peralatan aksi seperti bendera, poster, dan mikrofon. Bahkan beberapa mahasiswa dipukuli dan ditangkap. Mahasiswa yang ditangkap tampak berontak. Namun, salam seorang di antaranya tak berkutik karena didekap dua polisi. Terhitung sebanyak tujuh mahasiswa dimasukan dalam mobil patroli polisi.
Setelah kocar-kacir, para mahasiswa minggir ke tepi jalan. Setelah itu, mobil-mobil yang sempat tertahan bisa lewat dengan lancar. Para mahasiswa kembali ke kampus I IAIN yang jaraknya hanya sekitar 500 meter. Tujuh mahasiswa masih berada di mobil patroli dengan dijaga ketat.
Hadzik, salah satu pengurus PMII Jawa Tengah, menyatakan aksi kali ini merupakan bentuk kejengkelan para mahasiswa atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM.
ROFIUDDIN