TEMPO.CO, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan mendukung kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. “Kebijakan ini memang pahit dan tidak populer, tapi dengan sangat terpaksa harus diambil,” kata Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat pada Rabu, 28 Maret 2012.
Ia mengatakan subsidi bahan bakar yang dikeluarkan pemerintah saat ini sudah tidak tepat sasaran. Subsidi BBM, kata dia, tidak lagi dinikmati rakyat miskin, melainkan orang kaya yang memiliki kendaraan bermotor pribadi.
Selain itu, kata Suryadharma, kesenjangan harga bahan bakar bersubsidi dengan nonsubsidi sangat tinggi. Akibatnya, BBM bersubsidi banyak diselundupkan ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih tinggi. “Ini memicu spekulasi harga,” kata dia.
PPP setuju bila kelak bahan bakar dinaikkan dan pemerintah perlu memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. "Dari Rp 25,6 triliun bantuan langsung, PPP mengusulkan Rp 12,8 triliun saja," kata Suryadharma. Separuhnya, kata dia, dapat digunakan untuk membiayai pembukaan lahan sawah baru dan membangun infrastruktur pertanian.
Menurut dia, penambahan subsidi pada sektor pertanian akan menyerap tenaga kerja sekaligus mengurangi pengangguran. Keuntungan lainnya, peningkatan kesejahteraan petani, mengurangi ketergantungan impor pangan, meningkatkan ketahanan pangan, serta mendorong roda perekonomian di daerah pertanian.
RAFIKA AULIA