TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Gobel International Rachmat Gobel menginginkan porsi saham besar di PT Garuda Indonesia Tbk. Pengusaha nasional ini mendapatkan penawaran dari Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan untuk menyerap sisa saham Garuda.
"Jumlahnya sedang dinegosiasikan, saya tidak bisa buka," kata Rachmat di sela acara "Enterpreneurship Monozukuri A Seminar Series" di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis, 29 Maret 2012. Yang jelas, ia menginginkan porsi yang besar dan ia meminta kepastian posisi yang akan diperoleh bila membeli saham itu.
Baca Juga:
Menurut Rachmat, jika ia masuk sebagai pemegang saham perusahaan maskapai nasional terbesar itu, maka harus bisa terlibat pengembangan bisnis. Rachmat berencana memanfaatkan penerbangan Garuda untuk mendukung bisnis logistik miliknya, mendistribusikan produk Panasonic di pasar domestik dan mancanegara.
"Ini strategis bagi saya. Karena ada kebutuhan yang tidak bisa dikirim lewat kapal, tapi harus menggunakan pesawat," ujarnya.
Rachmat meyakinkan dirinya bukan tipe pengusaha yang senang bermain saham, yakni sekadar berinvestasi dan mengambil keuntungan pasif. Sebagai pengusaha yang bergerak di sektor riil dan manufaktur, ia berkomitmen terlibat langsung dalam pengembangan bisnis Garuda. "Kalau cuma sebagai pemegang saham, bagi saya rugi."
Menjelang tenggat pembelian sisa saham Garuda hingga akhir Maret 2012, menurut Rachmat, belum ada keputusan final. "Tim saya masih bernegosiasi. Saya juga belum sempat bertemu dengan Pak Dahlan," kata dia. Sayangnya, Rachmat tak bersedia mengungkapkan berapa batas minimal saham yang bisa ia terima.
Selain Rachmat, Menteri BUMN juga menawari tiga pengusaha lain, yakni Sandiaga Uno, Direktur Utama Saratoga Recapital; Chairul Tanjung, pemilik CT Corp; serta Nirwan Bakrie, pemilik Grup Bakrie. Anthony Salim, kabarnya juga diberi penawaran, tapi belum menanggapi.
Kementerian BUMN menyerahkan proses penjualan saham Garuda kepada tiga sekuritas penjamin emisi, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Bahana Securities. Saat ini sebanyak 2,46 miliar lembar (10,9 persen) saham Garuda masih berada di ketiga sekuritas itu.
Sebanyak 27,98 persen, setara 6,33 miliar lembar, dilepas ke publik pada Januari 2011. Hanya 17,07 persen yang laku terjual pada saat IPO. Awalnya, saham dilepas pada harga Rp 750 per lembar, tapi harga saham langsung turun menjadi Rp 620 pada penutupan perdagangan hari pertama. Hingga kini, harga saham belum pulih ke harga saat IPO.
ROSALINA