TEMPO.CO, Jakarta -Polisi menyiagakan kekuatan cadangan sebanyak 10.000 personil untuk menghadapi aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan kekuatan cadangan itu berasal dari Mabes Polri," kata Boy di Kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jumat, 30 Maret 2012.
Selebihnya, kata Boy, masih dengan kekuatan yang sama seperti hari sebelumnya, yakni 22 ribu personil. "Kami tetap dengan komposisi yang kemarin. Kami juga tetap koordinasikan pada aparat di lapangan untuk tidak bertindak represif dan tetap sabar," kata Boy.
Boy mengatakan tidak ada antisipasi khusus untuk mengamankan Gedung MPR/DPR. Pagi ini, dijadwalkan akan berlangsung sidang paripurna untuk memutuskan rencana kenaikan harga BBM. "Intinya kami tetap menghimbau agar unjuk rasa yang dilakukan tidak anarkis. Demonstran harus bisa mengendalikan diri," tuturnya.
Ia menginformasikan, massa yang akan turun berunjuk rasa pada hari ini sebanyak 4.000-5.000 orang. Mereka akan berdemonstrasi di beberapa tempat, yakni Monumen Nasional, Istana Negara, Gedung MPR/DPR, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Tadi malam (29/3), sejumlah 53 orang dibawa ke Polda Metro Jaya karena diduga memicu kerusuhan dalam unjuk rasa di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Aksi tersebut dilakukan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia dan Universitas Persada Yayasan Administrasi Indonesia. Aksi berawal damai, tapi berujung anarkis seperti membakar mobil petugas dan melempar batu.
AYU PRIMA SANDI