TEMPO.CO, Beijing - Foxconn, pemasok utama Apple di Cina, melakukan serangkaian pelanggaran ketenagakerjaan. Dalam sebuah dokumen disebutkan perusahaan ini melakukan pelanggaran hak asasi, termasuk lembur yang berlebihan, upah yang tidak dibayar, dan gaji yang tidak cukup untuk menutupi biaya hidup dasar.
Lebih dari 60 persen pekerja di tiga pabrik Foxconn di Cina mengatakan upah mereka tidak memenuhi kebutuhan dasar mereka, demikian menurut sebuah laporan yang dirilis Kamis oleh auditor dari Fair Labor Association. FLA adalah kelompok pengawas yang dipekerjakan oleh Apple untuk mengaudit pemasok mereka di luar negeri.
Gaji bulanan rata-rata di pabrik itu berkisar dari 2.257 RMB di Chengdu atau sekitar US$ 358 dan 2.872 RMB (US$ 455) di Guanlan.
Sebuah tim dari FLA, sebuah organisasi yang melakukan advokasi hak-hak buruh secara independen, tiba bulan lalu di pabrik Foxconn terbesar di Shenzhen, Cina, yang dikenal sebagai Foxconn City. Laporan hari Kamis, yang dikatakan FLA sebagai yang pertama dari banyak laporan, mencakup tiga pabrik di Guanlan, Longhua, dan Chengdu.
Tim ini mensurvei 35.500 karyawan di pabrik-pabrik itu tentang pekerjaan dan kondisi kehidupan mereka, termasuk kompensasi dan jam kerja. Audit juga termasuk pemeriksaan di area pabrik, asrama, dan fasilitas lainnya.
Foxconn, salah satu pemasok Apple terbesar, telah menarik kecaman keras dari aktivis buruh. Serentetan insiden bunuh diri di pabrik perusahaan pada tahun 2010 mengumpulkan liputan media dari kondisi kerja yang suram, termasuk fasilitas yang tidak aman dan persyaratan lembur ilegal. Sebuah cerita yang diterbitkan pada bulan Januari oleh New York Times mendokumentasikan korban dari ledakan pabrik Foxconn yang menewaskan beberapa pekerja.
Apple telah melaksanakan audit pemasok sendiri sejak 2006 dan perusahaan merilis sebagian temuan itu dalam situsnya. Laporan terakhir diterbitkan pada Januari, merinci hampir dua pelanggaran intidari hak-hak hak buruh, termasuk penggunaan pekerja di bawah umur. Dalam lebih dari 100 fasilitas, jam kerja yang berlebihan itu "biasa", menurut laporan Apple, dan pabrik kerap tak membayar upah lembur yang tepat.
Laporan teranyar mengatakan Foxconn telah setuju untuk memperbaiki banyak pelanggaran yang dicatat. Foxconn mengatakan akan patuh sepenuhnya pada hukum, sesuai aturan jam kerja yang ditetapkan pemerintah Cina mulai tanggal 1 Juli 2013. Untuk melakukan itu, Foxconn akan merekrut puluhan ribu pekerja tambahan untuk mengimbangi beban kerja karyawan perusahaan, kata FLA.
Dalam tanggapan tertulis mengenai audit FLA, sumber Apple berkata, "Kami menghargai kerja FLA untuk menilai kondisi di Foxconn dan kami sepenuhnya mendukung rekomendasi mereka. Kami pikir pemberdayaan pekerja dan membantu mereka memahami hak-hak mereka sangat penting."
CEO Apple, Tim Cook, melakukan perjalanan di Cina minggu ini dan mengunjungi jalur produksi di pabrik iPhone di Zhengzhou. Apple pada Rabu merilis foto kunjungannya, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
TRIP B | REUTERS