TEMPO.CO, Jakarta - CEO DBS, Piyush Gupta menilai harga yang harus dibayar untuk mengakuisisi PT Bank Danamon Tbk masuk akal. "Prospek ekonomi Indonesia dan bisnis Danamon bagus, jadi angka itu beralasan," ujar Piyush dalam konferensi Pers di Hotel Ritz Carlton, Senin, 2 April 2012.
Piyush memberi penghargaan pada ketahanan fundamental ekonomi Indonesia, kekuatan makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Ia juga memuji pertumbuhan bisnis Bank Danamon yang menjadikannya salah satu bank terbesar di Indonesia. Ia yakin dengan keunggulan-keunggulan tersebut, harga pembelian saham di Bank Danamon bisa kembali dalam jangka waktu menengah.
Isu tentang rencana akuisisi Bank Danamon oleh DBS sudah berkembang cukup lama. Keputusan akuisisi di awal 2012 ini, dijelaskan Piyush tak lepas dari pertimbangan kesiapan DBS. "Saat ini kami memiliki tim dan manajemen yang bagus termasuk juga dalam hal teknologi, kami merasa yakin," ucapnya.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga menunjukkan perkembangan ekonomi yang baik. Ia optimistis akuisisi kali ini akan mengulang sukses akuisisi terdahulu anatara DBS dengan RBS (Cina) dan Bowa (Taiwan).
DBS Group Holding Ltd. hari ini menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan Fullerton Financial Holding Pte. Ltd untuk mengambilalih seluruh saham yang dimiliki Fullerton pada anak usahanya Asia Financial Indonesia (AFI), pemilik 67,37 persen pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.
Total transaksi DBS dengan Fullerton bernilai Rp 45,2 triliun (SIN$ 6,2 miliar). Angka ini didasarkan pada harga saham Danamon milik AFI yang disepakati yaitu Rp 7.000 per saham. Total nilai transaksi akan dibayarkan dalam bentuk 439 juta saham baru DBS dengan harga penerbitan saham baru DBS. Dengan transaksi ini saham Fullerton di DBS bakal meningkat dari 29 persen menjadi 40 persen.
Setelah pengambilalihan ini selesai, DBS akan melakukan penawaran tender wajib untuk membeli saham Danamon yang dimiliki pemegang saham lainnya dengan harga penawaran tunai sebesar Rp 7.000 per saham. Harga saham Danamon tersebut adalah harga dengan premi 56,3 persen di atas harga volume weighted average price (VWAP) per saham sebulan terakhir yaitu Rp 4.480. DBS mempersiapkan SIN$ 2,9 untuk transaksi tunai.
Pelaksanaan pengambilalihan diharapkan DBS selesai pada semester II 2012. Sedangkan sinergi penuh keduanya ditargetkan terlaksana pada 2015.
MARTHA THERTINA