TEMPO Interaktif, Jayapura - Ribuan warga Papua kembali berunjuk rasa menuntut merdeka di Jayapura, Papua, Senin, 2 April 2012. Akibat demo, Kota Abepura dan sekitarnya lumpuh total.
Ratusan warga berkonvoi dengan motor dan membawa bendera Komite Papua Barat. Di lingkaran Abepura, pengunjuk rasa berorasi dengan dikawal ketat aparat dari Kepolisian Jayapura.
Dalam sebulan terakhir Komite Papua Barat telah menggelar dua kali demo untuk menuntut pelepasan Papua. “Personel yang diturunkan sebanyak delapan ratus lebih dan ditempatkan di beberapa titik,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Ajun Komisaris Besar Polisi Yohanes Nugroho, Senin siang.
Ia mengatakan aparat gabungan yang bersiaga terdiri dari 400 personel Kepolisian Resor Jayapura dan dari Brigade Mobil dan aparat Polda Papua. “Kami berharap tidak anarkistis,” ujarnya.
Unjuk rasa warga Papua mengakibatkan sejumlah pertokoan dan swalayan tutup. Demonstran juga memblokade Jalan Raya Jayapura-Sentani hingga menyebabkan macet. Polisi dengan senjata dan dua mobil menjadi penghalau massa yang bersiaga.
Dari pantauan di lapangan, demonstran membawa spanduk tuntutan referendum dan meneriakkan kata “merdeka”. Beberapa warga Papua memakai pakaian adat dan koteka serta membawa panah. Beberapa orang mengecat tubuhnya dengan simbol bendera Bintang Kejora.
Di Padang Bulan, Abepura, ratusan warga merazia kendaraan yang lewat dan meminta agar kaca mobil diturunkan. Aksi pengunjuk rasa ini menjadi tontotan warga. “Biasanya, kan, demo anarkistis. Kami berharap demo kali ini tidak merusak fasilitas umum,” kata Ratna, warga Abepura.
Hingga sore warga Papua masih memadati Lingkaran Abepura untuk menyampaikan aspirasinya. Rencananya pendemo akan menuju gedung Perwakilan Rakyat Papua untuk bertemu anggota Dewan.
JERRY OMONA