TEMPO.CO, Depok - Cairan kimia yang diduga disiram saat demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di depan gedung DPR/MPR Senayan, Jumat, 30 Maret 2012 dipastikan asam sulfat atau H2SO4. Kepastian ini disampaikan Kepala Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Sunardi setelah memeriksa wartawan Kompas TV Alvin Apriandi yang terkena cairan itu.
Jenis cairan diketahui dari jenis luka yang terdapat di tubuh korban dan melepuhnya warna tas ransel yang dipakai Alvin. "Saya yakin asam sulfat," kata Sunardi.
Asam sulfat adalah cairan kimia atau biasa disebut air keras. Ia sejenis asam nitrat dan klorida. Cairan ini biasa digunakan untuk air aki kendaraan. "Di botol warna merah pada aki kendaraan," katanya.
Asam nitrat dan klorida, kata Sunardi, tidak terlalu berbahaya. Mereka hanya bisa menimbulkan sensasi panas dan mengubah warna. "Yang paling berbahaya adalah sulfat. Ia bisa membakar," kata Sunardi.
Di hadapan wartawan, Sunardi mencoba reaksi cairan sulfat. Ia menumpahkan tiga tetes cairan sulfat di atas lipatan tisu dalam piring. Tisu itu pun terbakar meskipun tidak mengeluarkan api dan asap. "Jika cairan ini ditumpahin ke gula pasir, pasti akan terbakar dan mengeluarkan api," katanya.
Jumlah jurnalis korban siraman zat kimia dan luka bakar mencapai enam orang. Mereka adalah kamerawan Jak TV, jurnalis ANTV, kontributor Al Jazeera, dan kontributor AFP. Dua di antaranya sudah melapor ke Dewan Pers.
ILHAM TIRTA
Berita terkait:
Liput Demo BBM, 6 Jurnalis Terkena Zat Kimia