TEMPO.CO , Jakarta - Perusahaan teknologi SAP memberikan donasi sebesar US$ 200 ribu kepada Yayasan HOPE Indonesia untuk mendukung pelatihan komputer bagi anak-anak kurang mampu. Bantuan itu disalurkan kepada Computer Training Center yang ada di 10 kota di Indonesia.
"Ini merupakan bagian dari program SAP secara global,” kata Managing Director SAP Indonesia Singgih Wandojo saat menyerahkan donasi secara simbolis di Computer Training Centre, Plumpang, Jakarta Utara, Selasa, 3 April 2012.
Menurut Singgih, SAP juga mempunyai beberapa bentuk program bantuan kepada masyarakat, misalnya ke kalangan perguruan tinggi.
Computer Training Centre merupakan pusat pelatihan komputer gratis yang diselenggarakan Yayasan HOPE Indonesia. Pusat pelatihan ini tersebar di 17 kota, namun yang mendapat bantuan SAP ada 10 pusat pelatihan.
Bantuan yang diberikan SAP ini akan digunakan untuk biaya operasional di 10 pusat pelatihan itu, seperti untuk biaya listrik dan menggaji guru. Kesepuluh kota itu, Jakarta, Medan, Batam, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Pontianak, Manado, Ambon, dan Jayapura.
Program Manager CTC HOPE Worldwide Indonesia Slamet Simamora mengatakan pusat pelatihan ini hanya menerima siswa yang tidak mampu. “Kami memberikan pendidikan secara gratis,” katanya.
Slamet mengatakan, di CTC, anak-anak kurang mampu akan mendapat pelatihan dasar tentang komputer, seperti mengetik dengan 10 jari, pengenalan Windows, dan cara menggunakan aplikasi perkantoran: Microsoft Words, Microsoft Excel, dan Microsoft Power Point.
Menurut Slamet, dengan dibekali keterampilan komputer ini, anak-anak kurang mampu bisa memperoleh pekerjaan yang layak. Selanjutnya mereka dapat membantu perekonomian keluarga atau melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
Dari sumbangan SAP ini, setidaknya ada 525 siswa CTC yang akan mendapat bantuan pendidikan. Hingga saat ini, sudah 2.830 siswa tidak mampu yang lulus dari CTC. “Kami hanya menerima murid yang benar-benar tidak mampu,” kata Slamet.
Meskipun mendapat pelatihan secara gratis, para peserta juga tetap mengikuti sistem penilaian yang mencakup 60 persen ujian akhir, 20 persen praktek harian, 10 persen kehadiran, dan 10 persen kelakuan. “Tetap saja ada yang malas, tapi kalau mereka memang kurang dalam menyerap materi, akan kami beri kesempatan,” kata Kamarullah, yang mengajar di CTC Plumpang.
Pemberian pelatihan dilakukan selama tiga bulan dengan 24 kali pertemuan. Waktu pelatihan dibagi dua, dari pukul 09.00-12.00 WIB dan pukul 15.00-18.00 WIB.
IQBAL MUHTAROM