TEMPO.CO, Buenos Aires - Pemerintah Inggris, Selasa, 3 April, mengecam pendemo yang menyulut kerusuhan untuk menyerang Kedutaan Inggris di ibu kota Argentina, Buenos Aires, pada peringatan 30 tahun Perang Falklands.
Beberapa ratus demonstran bentrok dengan pasukan kepolisian pada Senin, 2 April waktu setempat. Mereka melemparkan bom buatan tangan, bom molotov, dan batu-batu ke kedutaan dalam rangkaian peristiwa ketika digelar peringatan, baik Argentina maupun Inggris, atas konflik pada 1982 itu.
Cuplikan video di TV menunjukkan polisi antihuru-hara menggunakan sebuah mobil meriam air untuk membubarkan sekelompok ekstremis yang sebelumnya membakar sebuah bendera Union Jack dan menghina Duke of Cambridge dalam protes terhadap penguasaan kepulauan itu oleh Inggris.
Kekerasan itu terjadi setelah Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner, beberapa waktu lalu, menyulut perang diplomatik antara Buenos Aires dan London, yang menggambarkan kontrol Inggris atas kepulauan, yang juga disebut Malvinas, itu adalah tidak adil.
Namun Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan dia berkomitmen akan kedaulatan Inggris atas wilayah itu dan berkukuh bahwa para penghuninya dibiarkan memilih status kebangsaan mereka.
Argentina komplain--termasuk kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa--terhadap "militerisasi" oleh Inggris yang akan meningkatkan pengerahan, besok, dengan datangnya kapal perang canggih untuk melakukan operasi pengawalan Falklands.
PRESS ASSOCIATION | DWI ARJANTO