TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Cipulir terendam banjir akibat hujan lebat yang melanda Ibu Kota, kemarin. Pedagang Pasar Cipulir mengalami kerugian cukup besar gara-gara musibah ini. “Kerugian saya sekitar Rp 10 juta,” kata Rojas, 30 tahun, pedagang pakaian di Pasar Cipulir, Selasa, 3 April 2012.
Menurut Rojas, tokonya berada di lantai dasar pertokoan. Saat hujan, air masuk ke pertokoan dengan ketinggian mencapai 80 sentimeter. Barang dagangannya banyak yang terendam. "Yang tidak basah sudah diungsikan," katanya.
Rojas mengatakan, semalam, air sudah mulai masuk ke pertokoan sejak pukul 21.00. Hingga pagi, air belum surut. Aktivitas jual-beli di pasar itu pun terganggu. "Hari ini sudah pasti tidak jualan, jadi barang-barang mau dititip ke teman di lantai atas," ujar Rojas.
Banjir kali ini, kata Rojas, adalah yang terparah sejak banjir besar tahun 2007. "Mungkin ini masih siklus banjir lima tahunan,” katanya.
Iwan, 38 tahun, juga pedagang di pasar itu, mengatakan dia juga tidak bisa buka toko gara-gara banjir. "Kira-kira rugi lima juta kalau tidak buka seharian," kata Iwan.
Menjelang siang, air memang mulai surut. Namun Iwan tidak berani mengambil risiko jika terjadi banjir susulan. Apalagi kondisi cuaca saat ini tidak bisa diprediksi. "Sekarang saja sudah mendung," katanya.
Baca Juga:
Hingga siang ini, sejumlah pedagang di lantai dasar terlihat masih mengungsikan barang-barang dagangan mereka. Aktivitas itu membuat lalu lintas di Jalan Raya Cipulir terganggu. Antrean panjang kendaraan pun tidak bisa dihindari. Apalagi kendaraan roda dua banyak yang parkir di pinggir jalan sehingga mempersempit badan jalan.
DIMAS SIREGAR