TEMPO.CO, Jakarta- Hasil penelitian terbaru di Taiwan mengungkapkan bahwa pria yang didiagnosis mengalami disfungsi ereksi ternyata 63 persennya juga cenderung untuk terdiagnosis migren (sakit kepala sebelah) ketimbang pria yang tidak mengalami gangguan seksual.
Dalam jurnal ‘Cephalalgia’ seperti dikutip Reuters ediri 30 Maret 2012, dikatakan bahwa belum jelas hubungan antara disfungsi ereksi (DE) dengan sakit kepala meskipun migren ada hubungannya dengan gangguan seksual pada wanita. Namun, “Hingga kini belum ada penelitian yang mencoba mengeksplorasi hubungan antara migren dengan DE,’’ tulis Dr. Chao-Yuan Huang dari National Taiwan University's College of Medicine.
Menurut Dr. Tobias Köhler dari Southern Illinois University School of Medicine, yang spesialisasinya adalah fungsi seksual dan kesuburan, kepada Reuters Health,ini adalah kali pertama ia mendengar hubungan antara migren dengan impotensi.
“Ini temuan pertama yang menarik mengenai hubungan keduanya, tetapi hal ini tidak berarti mereka berhubungan sebab akibat,” kata Köhler yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Di Amerika, sekitar 20 juta orang mengalami impotensi. Sementara para ilmuwan dalam penelitian ini mengumpulkan informasi 23 ribu pria dari data nasional klaim asuransi di Taiwan. Sekitar 5.700 pria didiagnosis dengan DE. Kelompok Huang membandingkan pasien DE dengan 17 ribu pria lain yang tidak mencari pengobatan untuk masalah impotensi.
Setelah penelitian, para peneliti menghitung perbedaan di antara kedua kelompok itu, termasuk penyakit jantung dan diabetes. Mereka menemukan bahwa pasien DE 1,63 kali lebih cenderung untuk terdiagnosis migren dibandingkan pria di grup lainnya.
“Seperti diketahui, penyakit kronis bisa menyebabkan disfungsi ereksi,” kata Huang,”salah satu penjelasan yang paling mungkin atas hubungan yang terlihat dalam penelitian ini adalah kemungkinan penyakit kronis ada hubungannya dengan sakit kepala migren.”
REUTERS | ARBA’IYAH SATRIANI