TEMPO.CO , Jakarta : Inilah teori terbaru tentang dinosaurus, makhluk prasejarah yang pernah menguasai Bumi jutaan tahun lalu. Teori paling mutakhir menyebutkan semua dinosaurus hidup di dalam air. Ukuran tubuh yang terlalu besar dan berat tidak memungkinkan dinosaurus hidup di permukaan tanah yang kering.
Pelontar teori tersebut, Profesor Brian J. Ford, mengatakan cara hidup dinosaurus tidak berjalan sebagaimana yang dipahami para palaeontolog selama beberapa dekade terakhir. Ia percaya ekor dinosaurus terlalu besar sehingga justru menyulitkan mereka ketika berburu dan mengurangi kelincahan bergerak. Di darat, dinosaurus tidak bisa mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup untuk menopang kebutuhan energi mereka.
Sebaliknya, Profesor Ford mengklaim makhluk raksasa purba tersebut harus hidup dalam air, lingkungan yang dapat mendukung kehidupan mereka. Perairan dangkal setidaknya menjadi habitat yang paling sesuai bagi dinosaurus.
"Mana mungkin dinosaurus besar bergerak di padang pasir gersang sembari memegang ekor besar dan tegak ketika mencari-cari mangsa. Ini gambaran yang tidak masuk akal," ujar Profesor Ford, seorang ilmuwan, penyiar, sekaligus dosen di Cambridge University, Amerika Serikat.
Akan sangat berbeda jika habitat hidup dinosaurus berupa lanskap air. Menurut Ford, habitat perairan akan jauh lebih masuk akal bagi dinosaurus. "Ekor besar dinosaurus dapat mengambang di air dan menjadi alat bantu renang. Tiba-tiba lingkungan lebih bersimpati pada dinosaurus," ujar Ford.
Dia menuturkan teori-teori sebelumnya pernah menyinggung soal kemungkinan dinosaurus berenang, tinggal di rawa-rawa, dan mengarungi sungai untuk menangkap ikan. Namun pandangannya berbeda dari semua teori tersebut. Menurut Ford, semua dinosaurus memang telah berevolusi untuk hidup di perairan dangkal.
"Ini bukan berarti mereka bisa dengan mudah mengatasinya. Tetapi mereka hidup di perairan yang mendukung berat badan mereka," ujar Ford.
Lalu, apakah teori terbaru yang dikemukakan Ford terbukti benar?
Di kalangan paleontolog, teori Ford tentang dinosaurus dinilai cukup radikal. Alih-alih mendapatkan kepercayaan dari sesama ilmuwan, seorang ahli dari Natural History Museum mengklaim teori serupa pernah dibahas dan ditolak 100 tahun lalu.
"Banyak hal telah mengalami kemajuan. Saya tidak berpikir kita akan menulis ulang buku-buku teks zaman dulu," kata Paul Barrett, salah seorang ilmuwan penentang teori Ford.
TELEGRAPH | MAHARDIKA SATRIA HADI