TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Muhammad S. Hidayat mengajak perusahaan-perusahaan Jepang untuk berinvestasi membangun pabrik pemurnian dan pengolahan barang tambang (smelter). “Saya minta mereka untuk bangun smelter di Indonesia,” kata Hidayat seusai menerima Presiden Direktur PT Mitsui Indonesia Keiichi Izumi di kantornya, Senin, 9 April 2012.
Hidayat menyatakan Kementerian Perindustrian serius mendorong investasi untuk mengolah bahan-bahan mentah. Selama ini, Indonesia hanya mengekspor bahan mentah ke luar negeri. Setelah menjadi barang jadi, Indonesia kembali mengimpor hasil olahan barang mentah itu. “Ini hanya menguntungkan industri negara lain,” ucapnya.
Dalam pembicaraan dengan PT Mitsui Indonesia, Hidayat mengajak mereka berinvestasi di bidang energi, seperti di Paiton dan Sumatera Selatan. Namun dia belum bisa menjelaskan bagaimana rencana konkret investasi yang akan dilakukan perusahaan asal Jepang itu. “Nanti saya akan siapkan beberapa kemudahan seperti pajak untuk mereka,” ucapnya.
PT Mitsui, kata Hidayat, memahami Indonesia yang selalu mengekspor barang mentah. Karena itu, Kementerian Perindustrian akan mengajak mereka duduk bersama untuk membicarakan rencana bisnis yang akan dilakukan. Karena prosesnya dilakukan di Indonesia, rencana bisnis itu diharapkan bisa menguntungkan kedua belah pihak. “Mereka berkomitmen dan sangat mengerti.”
Selain berinvestasi di bidang tambang, Hidayat juga mengajak Mitsui berinvestasi di sektor pelabuhan. Perusahaan Jepang ini akan berinvestasi dalam kurun waktu tertentu.
Dalam 10 tahun, Hidayat menjamin mereka akan sudah berhasil balik modal. “Setelah itu sudah bisa menikmati keuntungan,” katanya.
Hidayat menyadari langkah mengolah bahan mentah di dalam negeri akan mendapat tentangan dari eksportir. Menurut dia, eksportir ini sudah mendapat keuntungan besar karena mengirim bahan mentah ke luar negeri. “Saya siap menghadapi mereka (eksportir),” ucapnya.
I WAYAN AGUS PURNOMO