TEMPO.CO, Jakarta - Persaingan dalam bisnis yang semakin ketat menuntut terjadinya perubahan dalam setiap divisi agar menjadi lebih efektif dan efisien, termasuk divisi sumber daya manusia atau human resource (HR).
Raj Sundarason, Vice President Human Capital Management SAP Asia Pasifik dan Jepang, menyebutkan, ke depannya, divisi HR diharapkan dapat menjadi salah satu penyumbang pendapatan perusahaan.
"Selain itu, divisi ini diharapkan juga dapat mengembangkan skill lain, yaitu mobilitas, kemampuan mengolah data, merengkuh sosial, dan kecepatan," ujarnya dalam media briefing, Kamis, 12 April 2012, di Grand Hyatt, Jakarta Pusat.
SAP bersama perusahaan yang diakuisisinya pada Desember lalu, SuccessFactors, telah memiliki solusi menyeluruh untuk divisi HR, mulai dari rekrutmen, training, pengelolaan karyawan, dan lain-lain. Solusi ini mengkombinasikan Business Execution (BizX) Suite milik SuccessFactors dan teknologi dari SAP, seperti in-memory HANA.
Salah satu kekuatan utama dari gabungan kedua platform ini adalah telah menggunakan teknologi cloud. Karena itu, selain pemasangan secara konvensional (on premise), solusi ini dapat digunakan berdasarkan permintaan konsumen (on demand) atau secara hybrid, yaitu gabungan antara keduanya.
Selain itu, dengan penggunaan solusi in-memory HANA dari SAP, meningkatkan kecepatan analisis hingga berkali lipat. "Saat ini tidak ada teknologi analisa data yang lebih cepat dari HANA,” ujar Sundarason. Dengan HANA, pemrosesan data yang sebelumnya berjalan selama sembilan menit dapat diselesaikan dalam waktu 200 milidetik.
Selain itu, Sundarason menyebutkan bahwa solusi ini mampu memberikan analisis pengelolaan bakat tenaga kerja. Hasilnya, penempatan karyawan akan menjadi lebih efektif karena disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sundarason menyebutkan bahwa dampak yang terjadi pada perusahaan klien mereka adalah penurunan karyawan yang keluar sebanyak 15,2 persen.
"Ini tentu menguntungkan perusahaan karena tidak perlu berulang kali melakukan rekrutmen. Selain menghemat biaya, perusahaan dapat lebih berkonsentrasi menjalankan bisnisnya," ujarnya.
Solusi ini dapat digunakan oleh berbagai jenis dan skala perusahaan. Ben Corser, VP Channels and Alliances Asia Pacific Japan Successfactor, menyebutkan bahwa perusahaan terbesar yang menggunakan solusi ini memiliki karyawan di atas dua juta orang, sedangkan yang terkecil hanya sepuluh karyawan. "Tentu saja semakin banyak jumlah karyawan, modul yang dipasang semakin rumit dan kompleks," ujarnya.
Sundarason menyebutkan sudah banyak perusahaan Indonesia yang menggunakan solusi ini, seperti Bank Mandiri, Djarum, dan Gudang Garam. Sementara di tingkat global, klien yang telah menggunakannya antara lain Siemens, Nestle, Coca Cola, dan Kraft.
RATNANING ASIH