TEMPO.CO , Jakarta-Jika Anda punya uang US$ 1 miliar, apa yang akan Anda beli? Ini pilihannya: 2.100 unit sedan mewah Rolls Royce Phantoms, 1.820 rumah di Pondok Indah, 200 juta kelambu antinyamuk, atau aplikasi bernama Instagram?
Pasti Anda akan memilih mobil Rolls Royce atau rumah. Siapa pula yang butuh kelambu antinyamuk, apalagi sebuah aplikasi yang bisa diunduh secara gratis di App Store atau Play Store.
Jika pertanyaan itu diajukan ke Mark Zuckerberg, pendiri Facebook ini lebih memilih membeli software perekayasa foto Instagram. Tidak, Zuckerberg tidak sedang mabuk. Tapi ia mencium bau uang di Instagram.
Kabar Zuckerberg ingin membeli Instagram menggemparkan dunia teknologi. Apalagi harga yang ditawarkan tergolong fantastis. Lantas, apa kehebatan aplikasi Instagram sehingga dihargai setara dengan 2.100 mobil Rolls Royce?
Ini jawabannya. Saat ini Instagram dipakai oleh lebih dari 30 juta pengguna iPhone. Pekan lalu, Instagram versi Android diluncurkan. Hanya dalam tempo enam hari, aplikasi ini sudah diunduh sebanyak 5 juta kali. Wow!
"Ini adalah tonggak bersejarah bagi Facebook. Untuk pertama kalinya kami membeli sebuah perusahaan dan produknya yang sudah digunakan banyak orang," kata Zuckerberg dalam blognya.
Harus diakui, Zuckerberg tergolong lihai dalam membaca peluang bisnis. Facebook adalah buktinya. Ada tiga alasan mengapa dia berani menggelontorkan uang sebanyak Rp 9,1 triliun itu untuk mencaplok Instagram.
Pertama, Instagram dianggap sebagai pesaing potensial yang harus "diamankan". Kedua, dijadikan senjata dalam menghadapi perang layanan di jejaring sosial. Ketiga, sebagai batu pijakan untuk masuk ke perangkat bergerak.
Pendiri Social Internet Fund, Lou Kerner, melihat Facebook berhasil mencegah Instagram jatuh ke tangan pesaing, seperti Twitter atau Google. "Instagram adalah aset berharga. Saya yakin Google juga tertarik membelinya."
Caplok-mencaplok antar-perusahaan teknologi lazim terjadi. Google, misalnya, pada Oktober 2006 mengakuisisi YouTube senilai US$ 1,65 miliar. Sebelumnya, Google juga mencaplok Android pada 2005.
Akuisisi itu membuat pamor Google semakin terangkat sebagai pemilik sistem operasi terpopuler. Tahun ini pangsa pasar Android sekitar 50 persen dari total platform perangkat bergerak.
Tapi jangan salah, tak selamanya aksi caplok ini berakhir manis. Ada pula yang berbuntut pahit. Contohnya adalah Hewlett-Packard (HP). Pada April 2010, HP membeli Palm, pengembang WebOS, senilai US$ 1,2 miliar.
HP berharap sistem operasi ini menjadi kunci untuk masuk pasar ponsel pintar, komputer tablet, dan printer berbasis web. Namun yang terjadi adalah HP terus merugi. Akhirnya HP menjadikan WebOS sebagai platform terbuka.
Bagaimana nasib Instagram di tangan Facebook? Tak ada yang tahu. Yang pasti, banyak pengguna Instagram yang menyesalkan proses akuisisi ini, dan mengancam akan menghentikan pemakaian layanan berbagi foto ini. Anda?
BUSINESS INSIDER | BBC | RINI KUSTIANI
Berita lain:
Pendiri Instagram: Muda, Terberkati, dan Kaya Raya
Kevin Systrom, Pria Instagram Rp 3,7 triliun
Facebook Akuisisi Instagram Rp 9,1 Triliun
'Zuckerberg Beli Instagram karena Facebook Katrok'
Inilah Tiga Aplikasi Serupa Instagram
Kevin Systrom, Pria Instagram Rp 3,7 triliun