Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sayur Umbut Kelapa, Makanan Warisan Leluhur Dayak

image-gnews
Sayur Juhu Singkah, sayur khas Kalimantan Tengah. Tempo/Karana Wijaya
Sayur Juhu Singkah, sayur khas Kalimantan Tengah. Tempo/Karana Wijaya
Iklan

TEMPO.CO , Palangkaraya: Mungkin nama sayuran ini sangat asing bagi sebagian orang karena namanya yang tidak populer. Namun orang pelancong yang sering ke tanah Dayak paling mencari sayuran yang terbuat dari bonggol kelapa ini. Dan bagi suku Dayak, juhu (sayur) umbut kelapa ini merupakan masakan favorit yang wajib dihidangkan di setiap diadakan acara-acara seperti pesta perkawinan, upacara kematian, ataupun acara syukuran.

Bila orang Jawa mengenal sayur rebung, sayuran yang terbuat dari inti (bongkol) pohon bambu, maka sayur singkah ini juga berasal dari bongkol. Tapi, sayur singkah ini bukan diambil dari bongkol pohon bambu tapi bongkol pohon kelapa.

Bentuk dan warnanya tidak jauh berbeda dengan rebung: putih. Yang membedakan, sayuran ini jauh lebih manis bila dibandingkan dengan rebung. Ini mungkin karena asalnya dari kelapa. Tak heran bila suku Dayak menyukai sayuran ini masih dalam kondisi mentah (belum dimasak). Mereka akan memakannya dengan dicampur dengan sambal.

Muliyani, dari bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, mengatakan keberadaan sayur umbut kelapa ini sudah ada sejak zaman leluhur orang Dayak. Menurut dia, sayuran ini juga dipakai untuk upacara-upacara adat zaman dulu.

Wanita asal suku Dayak Ngaju ini mengatakan pada zaman dulu masyarakat Dayak selalu menanam sekitar 2-3 pohon kelapa di halaman rumahnya. Bila ada acara-acara seperti kematian atau perkawinan maka warga Dayak akan menebang 12 batang pohon untuk diambil inti (bongkol) yang berada di bagian akar pohon.

Pada zaman dahulu para tetua suku Dayak mengambil umbut dari pohon kelapa buah yang sudah beranjak tua. Pohon ini ditebang. Pada batang kelapa di bagian dasar yang berada dalam tanah (bonggol) dikupas dari kulit luarnya hingga yang tersisa adalah bagian dalam (inti) kelapa bewarna putih agak lunak (bonggol).

Dan bonggol atau umbut ini yang nantinya dibuat sebagai sayur yang dikenal dengan sayur umbut kelapa. Seiring dengan perkembangan zaman, bukan hanya umbut kelapa yang bisa digunakan sebagai sayur. Umbut dari kelapa sawit yang banyak tumbuh di Kalimantan ternyata bisa dimanfaatkan untuk sayuran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kondisi masih mentah, umbut yang warnanya putih bersih ini terasa manis dan bisa dikonsumsi langsung. Namun tentunya akan lebih lezat dan mak nyuss bila dijadikan sayur masak dengan dicampuri berbagi tambahan seperti daging.

“Jadi mereka ini bila ada acara-acara cukup dengan menebang pohon ini dan kemudian mengolahnya menjadi sayuran untuk kemudian dibagikan kepada para tamu. Jadi di sini pengertiannya, suku Dayak zaman dulu tidak ingin membebani orang lain bila ada hajatan dan cukup mengambil hasil dari kebun mereka sendiri,” ujar Muliyani.

Menurut dia, proses memasak sayuran ini sangat mudah dan cepat. Bagi orang Dayak, sayur ini hanya direbus kemudian diberi bumbu-bumbu seperti layaknya membuat sayur sop dan kemudian dicampur dengan ikan atau daging sesuai dengan selera.

Hampir semua orang Dayak bisa membuat jenis sayuran ini. Dan karena sayuran ini dinilai hanya dihadirkan untuk acara tertentu, maka jarang ada warung khas Dayak yang menjualnya. Dan kalaupun ada, sayur ini tidak setiap saat dihadirkan untuk dijajakan. Ini karena hampir semua orang Dayak bisa membuat sayuran ini dan akan menghadirkan sayuran ini untuk para tetamunya bila ada hajatan.

Kalaupun ada, hanya satu-dua pedagang yang menjual makanan jenis ini. Untuk mendapatkannya, pelanggan bisa memperoleh di rumah makan khas Dayak seperti di RM. Samba di jalan RTA Milono (berdekatan dengan Bank pembangunan Kalteng) atau RM. Palangka di Jalan george Obos, Palangkaraya. Harga per porsi cukup murah: Rp 10-15 ribu

KARANA WW

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

7 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

9 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

10 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

11 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

13 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

15 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

23 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

25 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

28 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah


5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

29 hari lalu

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook. Foto: Canva
5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook.