TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah penyelenggara ujian nasional memastikan tak akan ada soal cadangan dalam amplop soal. Panitia Sekretariat Rayon 01 Jakarta Pusat dari SMA Negeri 77 Cempaka Putih, Dede Heryadi, mengatakan tahun ini jumlah soal dibuat pas sesuai dengan jumlah peserta ujian.
"Pihak percetakan soal sudah menjamin soal jumlahnya cukup dan tak ada yang cacat," ujarnya di Jakarta, Minggu, 15 April 2012. Menurut dia seleksi dan pengecekan soal sudah dilakukan oleh percetakan sebelum soal didistribusikan ke rayon-rayon.
Namun, apabila masih ada soal yang rusak, ada beberapa mekanisme yang bisa dilakukan. Solusi pertama adalah dengan mencari soal ke ruangan ujian lain di sekolah yang sama. Bisa juga mencari soal ke sekolah lain yang terdekat, lalu memfotokopi soal. "Tentu saja tidak boleh merugikan peserta ujian. Kalau dia sedang mengerjakan soal halaman pertama, kami akan meminjam halaman yang sedang tidak dipakai," ujarnya.
Tahun ini soal UN SMA dicetak oleh percetakan yang memenangi tender dari pemerintah pusat. Soal ujian untuk Provinsi DKI Jakarta dicetak di Kudus, baru didistribusikan ke Jakarta.
Soal ujian sudah diterima oleh sekolah transit pada 14 April, kemarin. Soal diterima oleh lima sekolah, yakni SMA Negeri 68 untuk wilayah Jakarta Pusat, SMAN 78 (Jakarta Barat), SMAN 70 (Jakarta Selatan), SMAN 13 (Jakarta Utara), dan SMK Negeri 36 (Jakarta Timur).
Selanjutnya soal didistribusikan ke 27 sekolah rayon. Sekolah-sekolah itu menjadi tempat penyimpanan soal yang terakhir. Sekolah penyelenggara ujian baru dapat mengambil soal pada pagi hari ujian, pukul 05.30 WIB. Setiap sekolah harus diwakili oleh dua orang, yakni kepala sekolah dan pengawas independen dari perguruan tinggi.
Tahun ini soal ujian untuk setiap mata pelajaran terdiri atas lima paket soal. Soal itu akan dibagikan secara acak sesuai dengan denah yang terdapat dalam amplop soal. "Hanya pengawas ruangan yang mengetahui susunan pemberian soal," ujar Dede.
ANGGRITA DESYANI