TEMPO.CO , London - Hasil survei yang dihajat harian The Sun Inggris cukup mengejutkan. Hampir separuh warga Inggris saat ini "serius mempertimbangkan" untuk pindah ke luar negeri.
Australia ada dalam daftar pertama ke mana mereka ingin menetap, diikuti Amerika Serikat, Kanada, dan Selandia Baru. Biaya hidup, pengangguran, cuaca, dan kejahatan adalah alasan paling umum yang dikemukakan menyangkut alasan mereka ingin meninggalkan Inggris.
Jajak pendapat yang dihajat bersama YouGov menanyai 1.650 orang dewasa setelah The Sun pada minggu lalu mempublikasi Dave dan Jackie Jones, yang beremigrasi ke Australia dengan 12 anak-anak mereka. Keluarga asal Cumbria ini mengaku tak pernah mengklaim insentif yang ditawarkan pemerintahnya. Mereka menyebut tak ada lagi peluang di Inggris. Dave, 42 tahun, mengatakan, "Saya harus melakukan yang terbaik untuk anak-anak saya dan saya merasa peluang yang saya inginkan untuk mereka tidak di Inggris."
Begitu tulisan itu dimuat, banyak orang Inggris yang sependapat dengannya. Tiga dari lima responden berpikir kualitas hidup akan lebih buruk bagi anak-anak mereka daripada sebelumnya. Hanya 13 persen responden yang berpikir anak-anak mereka akan memiliki masa depan yang lebih baik di Inggris.
Enam persen dari mereka yang disurvei secara aktif membuat rencana untuk beremigrasi, dan 42 persen mengatakan mereka serius akan mempertimbangkannya.
Biaya hidup disebut oleh 52 persen responden menjadi pendorong bagi mereka untuk berimigrasi. Berturut-turut setelah itu alasan untuk imigrasi adalah cuaca (37 persen), ketersediaan pekerjaan (31 persen), dan kejahatan (27 persen).
Standar pendidikan, polusi, dan lingkungan juga dijadikan alasan yang baik untuk berimigrasi, tapi persentasenya tidak tinggi. Dan menariknya, ada 11 persen dari mereka mencantumkan "orang Inggris" sebagai motivasi mereka untuk berimigrasi.
Survei tersebut juga menunjukkan pergeseran sikap untuk emigrasi. Sementara yang lain ingin meninggalkan negeri karena alasan di atas, 20 persen mengatakan mereka ingin keluar dari Inggris karena orang tua mereka, kakek-nenek atau kakek-nenek buyut mereka bukan asli Inggris, melainkan imigran.
Jajak pendapat juga menemukan bahwa aspek paling penting dari kehidupan di Inggris telah memburuk selama 20 tahun terakhir. Perilaku dan kesopanan yang memburuk disebutkan oleh 83 persen responden, ekonomi sebesar 81 persen, kejahatan 68 persen, dan pendidikan 55 persen.
Survei YouGov juga menyebut, responden sangat puas ketika negara ini dipimpin oleh Perdana Menteri Margaret Thatcher. Ia dianggap telah membuat negara ini lebih baik. Sebaliknya, Gordon Brown dianggap telah membawa negara pada "kerusakan", dengan persentase ketidakpuasan tinggi, di atas David Cameron.
TRIP B | THE SUN