TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian siap mengusut kasus kekerasan, perusakan, dan pembunuhan yang melibatkan geng motor dan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI). Juru bicara Markas Besar Kepolisian Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan lembaganya tak takut mengusut keterkaitan tentara. "Polisi tidak takut urus keterkaitan TNI. Kami akan usut. Bila terkait dengan militer, penyidikan dilakukan POM (Polisi Militer) TNI," kata Saud di kantornya, Senin, 16 April 2012.
Saud mengatakan lembaganya telah bekerja sama dengan TNI terkait dengan penyelidikan kasus ini. Dua institusi ini bahkan telah membentuk tim khusus yang terdiri dari Kepolisian Resor Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Kepolisian Daerah Metro Jaya, dan Polisi Militer TNI.
Saud menilai kasus yang terjadi sejak 31 Maret lalu sebagai kasus parsial atau terpisah. Kepolisian masih menyelidiki tiap kasus. Keterkaitan kasus akan dilihat setelah hasil penyelidikan.
Menurut Saud, kesulitan pengungkapan kasus ini karena saksi masih minim. Ia meminta masyarakat tak takut memberikan informasi soal geng motor. "Walau ada ribuan saksi, kalau tidak ada yang mau bersaksi tetap sulit."
Dugaan keterlibatan anggota TNI dalam kasus geng motor muncul dari kesaksian sejumlah orang di beberapa tempat kejadian pada 13 April 2012. Saksi menyebut sekitar 200 orang penyerang berpostur dan berpenampilan layaknya anggota TNI. Pada penyerangan 7 April 2012 di SPBU Shell, Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara, terekam ciri-ciri beberapa orang pria berbadan tegap dan berambut cepak. Dalam peristiwa ini satu orang tewas dan dua rekannya mengalami luka berat.
Penyerangan kembali terjadi sehari kemudian di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam peristiwa ini, empat orang mengalami luka bacok setelah diserang kelompok pengendara motor yang mencoreng pipinya dengan cat warna putih. Korban juga jatuh dalam penyerangan delapan lokasi di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Ratusan pria ini menyebabkan delapan orang terluka dan satu orang tewas bernama Anggi Darmawan.
Kepolisian akan memeriksa dua anggota TNI yang tertembak di Jalan Pramuka yakni Kelasi Sugeng Riyadi dan Prajurit Dua Akbar Yudhi. Mereka ditembak orang tak dikenal yang menggunakan mobil Toyota Yaris warna putih tepat setelah sejumlah penyerangan oleh 200 orang bersepeda motor. Terkait dengan ketidakmampuan polisi menangkap satu orang pun dari 200 pengendara sepeda motor, Saud berkilah situasi pada malam minggu cukup ramai. "Kami tidak mungkin mengecek satu-satu," katanya.
Kepolisian masih memeriksa tersangka berinisial JJR dalam kasus penyerangan yang menewaskan staf khusus Panglima Armada Maritim Barat, Kelasi Arifin, di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara, pada 31 Maret 2012. Arifin tewas setelah dikeroyok dan dibacok sekelompok anak muda yang diduga anggota geng motor.
FRANSISCO ROSARIANS