TEMPO.CO, Yerussalem - Israel melepas pejabat administrasi Palestina, Khader Adnan, yang ditahan karena melakukan mogok makan beberapa bulan lalu. Adnan, anggota Jihad Islam, dibawa ke pos pemeriksaan Salem pada Rabu, 18 April dinihari, kemudian diproses untuk dikembalikan ke rumahnya di desa dekat Jenin, Tepi Barat. Dia disambut ratusan pendukung yang sudah menunggu di rumah sejak kemarin.
Adnan mulai melakukan mogok makan sejak 18 Desember tahun lalu sebagai bentuk protes atas penyiksaan dan selama ditangkap sehari sebelumnya di rumahnya. Dia kemudian mengumumkan aksi mogok itu sebagai protes atas praktek "penahanan administratif" di Tepi Barat.
Pejabat Palestina itu akhirnya bersedia makan hanya setelah para pengacaranya mencapai kesepakatan dengan pejabat Israel akhir bulan lalu, beberapa jam sebelum Mahkamah Agung Israel memenuhi tuntutan pembebasannya. Dia mengakhiri mogok makan setelah 66 hari.
Istilah "penahanan administratif" merujuk pada penangkapan-penangkapan oleh Pasukan Pertahanan Israel di Shin Bet dengan tahanan tanpa tuntutan dan tidak ada surat penahanan dari hakim dalam penangkapannya. Penahanan itu biasanya diperintahkan hingga enam bulan, tetapi bisa diperpanjang setelah periode itu berakhir.
Menurut pejabat Rumah Tahanan Israel, hingga saat ini terdapat 307 narapidana Palestina yang masih dalam penahanan administratif. Adnan diganjar penahanan seperti itu sejak 8 Januari lalu dan dia bilang tidak akan mengakhiri mogok makan sampai dia dilepas atau diberi tahu tuduhan apa yang dikenakan kepadanya.
Pembebasan Adnan hampir bersamaan dengan sekitar 1.200 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel mengumumkan untuk memulai mogok makan menandai "Hari Narapidana" Otoritas Palestina.
THE JERUSALEM POST | DWI ARJANTO