TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar Hajriyanto Tohari menyatakan polemik mengenai rapat pimpinan nasional khusus dan mekanisme pencalonan presiden di partainya sudah berakhir. "Substansinya sudah ketemu. Tinggal dibicarakan dan duduk bersama," kata Hajriyanto di kompleks parlemen Senayan Jakarta, Senin, 23 April 2012.
Politikus yang juga Wakil Ketua MPR ini enggan memaparkan apa yang dimaksud "polemik itu sudah berakhir". Menurut dia, polemik itu sudah cukup dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin. "Jadi, menurut saya, enough is enough," kata dia.
Baca Juga:
Menurut Hajriyanto, Partai Golkar dalam waktu dekat akan menggelar rapat pleno. Menurut dia, akan ada banyak agenda yang dibicarakan, termasuk polemik pencapresan dalam rapat pleno tersebut. "Agendanya tanggal 27. Substansinya akan dibicarakan di sana," kata Hajriyanto.
Agenda Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Golkar mendapatkan tentangan dari sejumlah kader dan elite partai sendiri. Rapat yang dibuat untuk mengukuhkan pencalonan Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden dinilai tak sesuai dengan program yang dicanangkan Golkar.
Selain itu, agenda rapat belum mendapatkan restu dari Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang diketuai Akbar Tandjung. Agenda rapat ini juga belum disepakati dalam rapat di tingkat pengurus pusat. Karena itu, sejumlah kader meminta agar agenda rapat ditiadakan.
Sebelumnya, salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Yorris Raweyai, menilai seharusnya pencalonan presiden 2014 belum menjadi perhatian utama partai. "Partai mestinya mempersiapkan diri untuk pemilu legislatif dengan mengoptimalkan program karya-kekaryaan," ujar Yorris. Dia merupakan di antara banyak elite Golkar yang tak setuju adanya percepatan rapat pimpinan untuk mengegolkan Aburizal sebagai calon presiden.
ANGGA SUKMA WIJAYA