TEMPO.CO , Tegal: Aparat kepolisian perempuan (Polwan) dari Markas Resor Kota Tegal dilibatkan sebagai model dalam Tegal Pesisir Carnival hari sabtu 28 April mendatang. Mereka akan memperagakan sejumlah model pakaian dari batik khas Tegalan bersama sejumlah pelajar mahasiswa dan pegawai bank di Kota Tegal.
“Kalau tak salah ada 10 polwan yang hendak dilibatkan untuk unjuk sebagai model,” ujar Directur Of Art Tegal Pesisir Carnival, Bambang Besur Suryono, di sela pementasan uji coba di halaman pendopo Kota Tegal, Minggu, 22 April 2012.
Kegiatan yang berkaitan dengan hari jadi Kota Tegal ini untuk memperkenalkan koleksi batik Tegalan dalam berbagai rancangan busana. Bambang mengatakan sajian batik khas asal salah satu kawasan pantai utara Jawa Tengah ini melibatkan lebih dari 125 model dadakan yang mengenakan pakaian batik bermotif khas Tegalan.
Mereka akan berjalan dan menari menyusuri sejumlah jalan protokol dengan iringan musik tradisional dan campuran modern dengan lenggak lenggok tarian yang berbeda-berada beda sesuai dengan kelompok dalam barisan masing-masing. “Kami sudah menyiapkan instrumen pendukung dan saat ini sedang proses work shop bagi peserta,” ujar Bambang.
Hasil pantauan Tempo saat uji pementasan di halaman pendopo Kota Tegal, Ahad, terdapat 125 peserta terdiri dari pelajar mengikuti irama musik yang diputar. Pakaiannya khas dari berbagai rancangan dan mode menampilkan keberagaman citra batik yang tak akan habis ditelan waktu.
Bambang mengatakan pihaknya telah menyiapkan semua kebutuhan penampilan, mulai dari koreografer, perancang tata rias, hingga rancangan aksesori tambahan di luar batik khas Tegalan sebagai pakaian utama yang dikenakan para model.
Kepala Kepolisian Resort Kota Tegal, Komisaris Besar Haryadi Mukhtas, saat evaluasi uji pementasan Tegal Pesisir Carnival menyatakan cukup puas dengan penampilan sejumlah model yang telah diperagakan. Meski begitu ia masih melihat gerakan koreografinya kurang sempurna. “Saya lihat belum ada keselarasan gerak,” ujar Haryadi.
Ia berharap kekurangan ini bisa dilengkapi dalam pementasan nanti. Hal ini dinilai sangat penting ketika rancangan model pakaian dan sejumlah sarana pendukung sudah dipenuhi secara sempurna oleh panitia.
Menurut Haryadi, penampilan Tegal Pesisir Carnival ini tak hanya memperagakan motif batik yang telah dirancang, namun juga menampilkan tarian yang disajikan oleh model dengan beragam makna yang terkandung. “Seperti yang saya lihat tadi, mereka tak hanya menggunakan batik, tapi juga topeng dengan tariannya yang khas,” katanya.
EDI FAISOL