TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini membuka pameran produk kerajinan Indonesia INACRAFT 2012. Pameran ke-14 INACRAFT ini akan berlangsung mulai Rabu, 25 April 2012 sampai dengan Ahad, 29 April 2012.
"Saya bukan hanya datang membuka, tetapi juga melihat dan alhamdulillah juga beli sebagian produk INACRAFT yang sudah dipamerkan. Membeli ini sangat penting," kata Presiden saat membuka INACRAT di Plenary Hall, JCC, Rabu, 25 April 2012.
Menurut SBY, para perajin yang bergerak di usaha mikro, kecil, menengah sudah menjadi pahlawan penggerak perekonomian. "(Tetapi) ada sejumlah hal yang mesti kita kerjakan baik-baik, mesti kita kelola baik-baik agar industri kreatif, termasuk handicraft, terus berkembang," kata dia.
SBY melanjutkan, bisnis kerajinan harus terus ditingkatkan karena memberi sumbangan berarti bagi perekonomian. Produk-produk kerajinan harus semakin baik kualitasnya, tetapi permodalan juga harus makin mudah diakses para pengusaha. "Manajemen Saudara (perajin) juga harus bisa dikelola dengan baik," kata dia.
Selain itu, Presiden juga meminta agar promosi dan pemasaran semakin efektif. Pengusaha diminta tak sekadar menjual tapi juga memikirkan pencitraan kerajinannya, termasuk hak paten dan hak kekayaan intelektualnya. "Produk kerajinannya juga harus ramah lingkungan," kata dia.
Baca Juga:
Para perajin, SBY melanjutkan, sebaiknya berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Dewan Kerajinan Nasional dan daerah, jajaran BUMN, asosiasi eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia (ASEPHI) untuk mendapatkan bimbingan. "Dibutuhkan kebijakan dan regulasi yang tepat agar bisnis handicraft bisa berkembang dengan baik," kata dia.
SBY berharap langkah-langkah tersebut tidak hanya dibicarakan, tetapi juga dikerjakan di pusat maupun daerah, baik oleh para perajin, jajaran pemerintah dan BUMN, serta pihak-pihak terkait lainnya. "Yang penting, ikutlah membeli. Paling tidak satu, syukur lebih dari satu," kata dia.
INACRAFT 2012 diikuti 1.800 peserta yang menempati 1.237 stan. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang sebanyak 1.650 perusahaan. Selain peserta Indonesia, ada pula beberapa perusahaan dari Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Iran dan Jepang.
Pada pameran kali ini yang bertema "From Smart Village to Global Market" dapat menarik pengunjung sebanyak 250 ribu orang. Dan melalui on-line, ada sekitar 500 buyer luar negeri. Diperkirakan jumlah buyer luar negeri yang akan mengunjungi pameran mencapai 1.000 orang lebih. Tahun lalu, 823 buyer luar negeri datang dari 31 negara. Dari sisi transaksi, diharapkan dapat meningkat 10 persen dari transaksi tahun lalu yang mencapai 8,2 juta dolar AS dan penjualan retail sebesar Rp 95 miliar lebih.
ARYANI KRISTANTI