TEMPO.CO, Jakarta - Dua bank nasional, Bank Mandiri dan Bank Permata, mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup signifikan di awal tahun ini. Tumbuhnya kuantitas penyaluran dana ini menunjukkan semakin berjalannya fungsi intermediasi bank di Indonesia.
Pada kuartal I tahun ini, nilai kredit Bank Mandiri tumbuh 29,9 persen, dari Rp 252 triliun (triwulan I 2011) menjadi Rp 327 triliun. Total aset pada periode yang sama pun naik 17,3 persen menjadi Rp 547 triliun.
Menurut Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, kinerja positif pada sisi intermediasi tersebut memacu pertumbuhan laba bersih perusahaan hingga mencapai Rp 3,4 triliun. Kualitas aset produktif juga terjaga dengan baik, ditunjukkan oleh rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 0,51 persen.
“Bank Mandiri terus menunjukkan pertumbuhan kredit di atas pertumbuhan pasar, khususnya di segmen usaha kecil menengah,” kata dia dalam siaran pers, Rabu 25 April 2012.
Kenaikan penyaluran kredit Bank Mandiri terjadi pada seluruh segmen bisnis, dengan pertumbuhan tertinggi terutama pada segmen mikro sebesar 69,9 persen menjadi Rp 13,1 triliun. Jumlah nasabah kredit mikro juga meningkat pesat dari 579 ribu orang menjadi 733 ribu orang. Bank Mandiri juga menyalurkan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 7,3 triliun untuk 150 ribu nasabah.
Sementara itu Bank Permata membukukan kenaikan kredit hingga 35 persen menjadi Rp 74,1 triliun. Menurut Direktur Utama Bank Permata, David Fletcher, kredit tersebut tumbuh di semua segmen bisnis. Tingginya pendanaan membuat total aset Bank Permata naik 30 persen menjadi Rp. 103,8 triliun.
"Kami akan terus menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan nilai unggul kepada semua pemangku kepentingan," ujarnya.
FERY FIRMANSYAH