Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sensasi Cap Tikus Kala Pesta Adat  

image-gnews
Ritual adat Horom Toma Sasadu yang berlangsung di kecamatan Sahu Timur, Halmahera Barat, Maluku Utara. TEMPO/Cornila Desyana
Ritual adat Horom Toma Sasadu yang berlangsung di kecamatan Sahu Timur, Halmahera Barat, Maluku Utara. TEMPO/Cornila Desyana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah mendengar minuman Cap Tikus? Nama ini mungkin Anda dengar ketika menyaksikan berita orang yang meninggal dunia karena minuman oplosan. Di Indonesia timur minuman ini adalah hal yang biasa disajikan, terutama pada acara adat.

Tapi apa sebenarnya Cap Tikus? Ini adalah minuman keras beralkohol di atas 40 persen. Lebih keras dari Tequila. Bibir dan mulut seperti terbakar waktu menyesap Cap Tikus.

Penduduk di timur mengenal Cap Tikus sejak kedatangan bangsa Portugis. Dari merekalah masyarakat mempelajari proses penyulingan air buah enau menjadi Cap Tikus. Lalu kenapa bernama Cap Tikus? Kabarnya nama itu dipakai karena pembuatan Cap Tikus dilakukan di sela-sela pepohonan, tempat tikus hutan hidup.

Sebelum ada Cap Tikus, penduduk meminum air enau. Saguer namanya. Beda dengan Cap Tikus, saguer tidak melalui proses penyulingan. Hanya hasil fermentasi air buah enau, berwarna putih mirip susu encer, disajikan dalam selongsong bambu, dan kadar alkoholnya tidak terlalu keras.

Di Desa Gamtala, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, saguer minuman wajib acara makan adat atau horom toma sasadu. Tiap orang harus menenggak saguer. Kalau tidak, dia mesti membayar uang ganti rugi yang besarannya tidak ditetapkan.

Selama horom toma sasadu, bukan satu-dua gelas saguer saja yang diminum warga. Alkohol itu ditenggak selama sembilan hari sembilan malam, tujuh hari tujuh malam, lima hari lima malam, atau tiga hari tiga malam. Tanpa ada yang mabuk.

“Terbukti selama horom toma sasadu warga tidak berkelahi. Artinya mereka semua masih sadar,” kata Thomas Salasa, Kepala Adat Suku Sahu, Sabtu 24 Maret 2012.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk santapan, masyarakat memakan nasi kembar. Rupa nasi kembar mirip lontong, dibakar dalam bambu dan tekstur rada padat. Dinamakan kembar karena gulungan pelepah pisang membentuk dua selongsong nasi. Lauknya ada sayur sop; ikan somasi, ikan air tawar, berbumbu manis pedas; balado ikan teri kacang; serta tumis kerang. Semua sajian dimakan berhari-hari, bermalam-malam, tanpa pernah kekenyangan.

Horom toma sasadu berasal dari istilah horom, artinya makan; toma berarti di; dan sasadu, rumah adat. Sasadu berdiri di atas beberapa tiang kayu, tanpa dinding, dan beratapkan daun sagu. Dalam setahun, makan adat digelar dua kali. Pada Maret makan adat disebut sa'ai ma ngowa, berarti syukur kecil setelah ritual tanam padi. Kedua digelar pada Juli, bernama sa'ai lamo atau syukur besar usai panen.

Di horom toma sasadu masyarakat tak melulu makan dan minum Cap Tikus. Secara bergiliran mereka menabuh empat tifa sepanjang empat meter. Genderang tifa dari batang pohon enau dan kulit rusa diikuti pukulan gong guna mengiringi warga yang menari legu salai.

Jika datang ke Festival Teluk Jailolo, 16-19 Mei 2012, Anda bisa menyantap nasi kembar, menyesap saguer atau Cap Tikus pada horom toma sasadu. Karena bukan penduduk asli, Anda akan diterima dengan sederet prosesi adat: pencucian kaki, dinamakan joko kaha; tarian penyambut tamu, sara dabi-dabi; tiupan musik bambu; dan sederet lagu adat, musik yanger.

Tapi apakah benar nama Cap Tikus berasal dari proses penyulingan tuak di tempat tikus hutan hidup, tidak ada yang bisa memastikannya. “Sepertinya hanya sebutan dari penduduk secara turun-temurun," kata Thomas.

CORNILA DESYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

1 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

10 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

12 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

13 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

14 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

16 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

18 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

26 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

28 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

31 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah