TEMPO.CO , Banda Aceh: Sebanyak 40 siswa dari Provinsi Aceh dan Sumatera Utara diajak ke tanah Gayo di Aceh Tengah mengikuti acara Jejak Tradisi Budaya Daerah (Jetrada).
Dalam siaran pers yang diterima Tempo, pembukaan ajang yang bertema jejak tradisi budaya masyarakat Gayo di Takengon dilaksanakan di Hotel Bayu Hill, Takengon, Aceh Tengah, Kamis 26 April 2012. Aceh Tengah terkenal dengan keindahan Danau Laut Tawar dan budaya kearifan lokal nelayan ikan depik.
Kepala Sub Bagian Pelestarian Sejarah pada Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPNST) Aceh, Irini Dewi Wanti, mengatakan para peserta akan diajak mengunjungi beberapa obyek budaya guna melihat secara langsung tradisi yang tumbuh di Gayo. Budaya seperti pengolahan gula tebu, kebun kopi serta aktivitas nelayan ikan depik di Danau Laut Tawar.
Mereka juga dibekali materi tentang budaya Gayo oleh budayawan setempat, di antaranya Tgk Mahmud Ibrahim dan Ibnu Hajar Laut Tawar. "Seluruh peserta dibekali oleh pengetahuan dasar mengenai tradisi dan budaya Gayo,” ujar Irini.
Kegiatan yang berlangsung 26 - 29 April 2012 ini bertujuan memberikan pemahaman bagi siswa tentang tradisi dan budaya yang berkembang di masing-masing daerah, mempunyai karakter yang berbeda. “Sehingga kemajemukan tersebut diharapkan dapat menjadi suatu kekuatan positif dan diterima sebagai bahagian dari kehidupan berbangsa.”
Jetrada kali ini, kata Irini, merupakan yang kedua dilaksanakan di Aceh. Sebelumnya acara itu dilakukan di Kabupaten Aceh Besar. Untuk tingkat nasional juga dilakukan pada tahun ini dan akan diselenggarakan di di Yogyakarta. "Peserta terbaik dan dinilai layak akan diikutsertakan pada jejak tradisi nasional tahun ini di Yogyakarta,” katanya.
Sekretaris Daerah Aceh Tengah Taufik mengatakan kegiatan itu sangat membantu generasi muda dalam mencerna keberadaan dan nilai-nilai yang terdapat dalam setiap obyek tradisi dan budaya di daerah yang dikunjunginya.
Ajang ini diharapkan menjadi wadah bagi peserta untuk bertukar informasi dan saling mengisi sebagai referensi yang semakin memperkaya budaya masing-masing. “Penelusuran tradisi dan budaya menjadi penting untuk melihat bagaimana suatu aktivitas dapat terus eksis hingga kini, demikian pula halnya dengan tradisi dan budaya yang berkembang dalam masyarakat Gayo,” ujarnya.
"Tugas kita sekarang bagaimana menjamin agar tradisi dan budaya yang kita miliki tetap lestari dan terjaga dengan baik,” kata Taufik.
Bagus Wahyutomo, salah seorang peserta yang berasal dari SMAN 1 Stabat, mengaku senang mengikuti acara tersebut. “Kami bangga dapat berkumpul bersama rekan-rekan dari berbagai sekolah dalam kegiatan jejak tradisi budaya daerah kali ini,” ujarnya.
ADI WARSIDI